Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Dalam dunia pendidikan, peran guru sangatlah penting. Melalui guru, performa, kompetensi dalam proses belajar mengajar, pembimbingan, dan fasilitasi siswa akan lebih efektif. Kinerja guru yang baik, akan menentukan sekali dalam mencapai target dan tujuan pendidikan.
Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami yang baru mendirikan sekolah SMP Prima Cendekia Islami setahun yang lalu menjelaskan, bagaimana cara memilih pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan tagline "Sekolah Digital untuk generasi muslim milenial Qur'ani", kami menerapkan dua kata kunci untuk sekolah kami, yakni digital dan Qur'ani.
“Dengan dua kata kunci itu, tentu saja guru-guru harus memiliki kompetensi digital dan memahami Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman dalam pembelajaran, ungkap Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami Prof. Dadan Wildan kepada edisi.co.id, Senin (27/6/2022).
Baca Juga: Nafsiologi Sebagai Pendekatan Alternatif dalam Memahami Manusia
Lebih lanjut Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara ini menjelaskan bahwa dalam rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Prima Cendekia Islami tentunya ada syarat-syarat dan indikator-indikator yang kami tentukan untuk dipenuhi para calon tenaga pendidik dan kependidikan.
“Hal ini bertujuan agar nantinya para tenaga pendidik dan kependidikan yang kami miliki, memahami dan mampu menjalankan visi, misi, dan tujuan sekolah kami. “Guru terbaik akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik pula,” paparnya.
Oleh karena itu, sambung Prof. Dadan, kami tidak main-main dalam perekrutan tenaga pendidik. Kami memperhitungkan berbagai aspek, mulai dari darimana lulusan perguruan tingginya, Indeks Prestasi yang baik, linearitas bidang ilmu dengan mata pelajaran yang diampu, kecakapan digital, dan sikap religiusitas. Dalam pola rekrutmen, yayasan sepenuhnya menyerahkan kepada pihak sekolah yang mengetahui betul kebutuhan di lapangan.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Cabut 12 Izin Usaha Holywings yang Beroperasi di Jakarta
”Kami hanya memberi rambu-rambu saja, selebihnya pihak sekolah diberikan otoritas untuk menjaring dan menerima tenaga pendidik yang berkualitas sesuai kebutuhan,” ungkapnya.
Kultur belajar mengajar yang kami bangun, sejalan dengan arah merdeka belajar dan merdeka mengajar. Namun tetap dengan mengedepankan religiusitas islam, dimana wahyu memandu ilmu. Kami ingin menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, guru-guru yang dirindukan, suasana belajar yang tidak membosankan, sehingga meskipun kami menerapjan full days school, para siswa sama sekali tidak akan terasa terbebani dan betah berlama-lama di sekolah. Kondisi itu hanya dapat terwujud dengan sumber daya manusia yang mumpuni, lingkungan sekolah yang nyaman, dan guru yang menyenangkan.
“Hal itu sudah kami terapkan pada siswa angkatan pertama yang ternyata senang berada di sekolah. Tidak ada lagi siswa yang bolos sekolah karena malas belajar tuturnya,” imbuh Prof. Dadan.
Baca Juga: Para Petugas Srikandi di Masjidil Haram, Siaga Bantu Jemaah Haji Indonesia
Selain itu, iklim sekolah yang kondusif dan harmonis penuh dengan rasa kekeluargaan, menjadi faktor pendukung lainnya. Itu harus dimulai sejak menentukkan kriteria, pola rekrutmen, sampai ke maintenance tenaga pendidik dan kependidikan.
“Semua harus bersinergi dan berkelanjutan agar para pendidik dan tenaga kependidikan mampu mencetak para generasi muslim milenial qur'ani yang religius, unggul, cerdas, dan berakhlak mulia,” ucap Prof. Dadan.