Edisi.co.id – Suatu kebangga, dimana nama Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D, tercantum dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia tahun 2021, versi Time. Siapa sebetulnya Adi Utarini dan bagaimana kiprahnya?
Adi Utarini, seorang akademisi dan peneliti di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, yang memulai mengajar di almamaternya setelah menyesaikan kuliah S1 di Fakultas Kedokteran universitas tersebut (1989).
Beberapa tahun kemudian, wanita kelahiran Yogyakarta (1965) ini mendapat kesempatan meneruskan S2 (M.Sc.) di Institute of Child Health, University of College London, Inggris (1993 - 1994); kemudian mengambil S2 (MPH) di Umea University, Swedia (1997-1998) dan S3 (Ph.D) di universitas yang sama (1999-2002).
Baca Juga: Kerjasama Muhammadiyah-Bank Indonesia Tandatangani MoU di Bidang Ekonomi Keumatan dan Syariah
Setelah kembali ke almaternya, Adi makin aktif melakukan penelitan. Berbekal ilmu yang mumpuni, beliau makin tekun meneliti khususnya di bidang kesehatan masyarakat terkait pengendalian penyakit demam berdarah (DBD).
Ketekunannya di bidang penelitian membuahkan hasil dimana pada tahun 2020 lalu nama beliau masuk dalam daftar 10 ilmuwan berpengaruh di dunia menurut jurnal Nature. Penghargaan itu dia terima terkait jasanya dalam uji coba pencegahan DBD melalui World Mosquito Programme (WMP). Dan terakhir pada tahun 2021 ini nama beliau masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi majalah Time.
Adi Utarini pernah menjadi Wakil Dekan Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Kedokteran UGM (2012 - 2016), dan Ketua Minat Manajemen Rumah sakit, Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM (2003 - 2012). Hingga akhirnya beliau di kukuhkan sebagai Guru Besar pada tahun 2011.
Baca Juga: BUMN RI Akan Ekspor 2 Kontainer Beras ke Arab Saudi
Selain aktif melakukan penelitian dan mengajar di program S-2, beliau juga banyak terlibat dalam berbagai kegiatan profesional. Kini beliau masih menjadi anggota Dewan Riset Nasional (2015 - 2022), Ketua Kompartemen Mutu di organisasi Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan Editor Utama The Journal of Hospital Accreditation yang diterbitkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit Indonesia (KARS).
Selain itu, masih banyak kegiatan lain yang menuntut keterlibatan beliau baik di bidang keilmuan, penelitian dan kesehatan masyarakat. Sebuat prestasi yang layak dijadikan contoh oleh generai mendatang. ***