Oleh: Ilham Nur Hidayatullah (ilnur)
Ketua PW Hima Persis DKI Jakarta 2019-2021
Edisi.co.id, Jakarta - Musyawarah Wilayah Ke-VII Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS) DKI Jakarta mengangkat tema dengan mengkhususkan ke pembahasan politik dan ekonomi Kaum Muda di Era Disrupsi, ini memiliki arti mendalam dan pandangan jauh kedepan. Karena secara geografis, Jakarta sebagai Ibu Kota Negara memiliki kekhasan dan kelebihan tersendiri.
Kelengkapan Infrastruktur dan Suprastruktur yang dimiliki menjadi daya tarik sekaligus penggerak bagi daerah-daerah lainnya.
Dalam konteks mahasiswa, infrastruktur politik tidak boleh diartikan sempit sebagai politik praktis. Harus diartikan lebih luas bahwa infrastruktur politik digambarkan sebagai kelembagaan negara yang memproduksi kebijakan-kebijakan public.
Baca Juga: Putra Mantan Ketum PERSIS Diamanahi Dirjen PHU, Direktur Karya Imtaq: Optimis Lebih Berkemajuan.
Mahasiswa dengan tanggung jawab akademisnya harus utuh membaca, memetakan, mengadirkan solusi-solusi yang kontruktif untuk kepentingan yg lebih luas. Artinya secara proporsional bisa menjadi mitra strategis sekaligus mitra kritis kelembagaan.
Selain sebagai pusat politik dengan kelengkapan infrasturkturnya, Jakarta juga sebagai pusat Ekonomi. Dengan perekonomian yang tinggi, Jakarta telah dianggap sebagai jantung Ekonominya Indoensia. Potensi Ekonomi dengan segala kelengkapan Infrastrukturnya harus mampu ditangkap dan dioptimasi oleh mahasiswa.
Terkhusus kelompok Mahasiswa Islam, harus mampu merumuskan dan mengkreasikan potensi ekonomi yang lebih adaptif, untuk mengedepankan spirit islam yg mampu unggul secara ekonomi tidak semata-mata unggul secara kuantitas pemeluknya.
Kekuatan dan kelengkapan politik dan ekonomi harus dipadukan dengan kemajuan zaman yang sudah memasuki Era Disrupsi, harus ada gagasan-gagasan segar, strategi yang lebih adaptif dan efektif untuk mengelola dan memproyeksikan kekuatan yang dimiliki.
Tugas-tugas ini ada dibenak mahasiswa selaku generasi muda, karena generasi muda ialah wajah indonesia kedepan, peawaris republik. Dengan jumlah usía produktif 20-35 Tahun indonesia memliki penduduk produktif 63 Juta menurut Bappenas. Tanggung Jawab besar ada dipikiran dan pundak generasi muda.
Selanjutnya secara Demografis, Jakarta kota yang sangat heterogen, berbagai suku tumpah ruah, hadir, dan berkumpul di Jakarta. Pantas Jakarta sebagai Ibu Kota, karena semua berkumpul dengan segala keragamannya. Heterogenitas membentuk kepribadian yang inklusif dengan keluwesan dan keluasan pergaulan. Artinya inklusifitas ini akan menghadirkan langkah kolabiratif, terbuka untuk senantiasa bekerjasama dan bergotong royong.
Baca Juga: Mensos Marah Tunjuk-tunjuk Pegawai PKH, Gubernur Rusli: Mensos Risma Telah Memberi Contoh Buruk
Hima persis DKI Jakarta kedepan harus mampu merumuskan dan memproyesikan bagaimana memproduksi Kader Inklusif, Kolaboratif dan Unggul secara Ekonomi dengan mengedepankan spirit islam progresif mampu mengadaptasikan dan mengkreasikan berbagai kemajuan.
Artikel Terkait
Pidato di Sidang Paripurna DPRD Sumbar, Buya Syafii: Kelemahan Bangsa Saat Ini Defisit Jumlah Kenegarawan
Di SMP PCI, MGMP PAI Matangkan Sosialisasi Program Sekolah Mengaji
Hilman Latief Diamanahi Dirjen PHU, Haedar Nashir: Kader yang Profesional Layak Menempati Posisi Penting
Putra Mantan Ketum PERSIS Diamanahi Dirjen PHU, Direktur Karya Imtaq: Optimis Lebih Berkemajuan.