“Tidak pernah ada pertumpahan darah juga akibat gesekan umat beragama, jika dibandingkan daerah lain, di Depok tidak peranah itu,” katanya.
Anggota DPRD Depok itu pun mengatakan, jika bahasa intoleran dikaitkan dengan keberadaan Ahmadiyah di Depok, bahwa sejatinya Ahmadiyah ini baru berdiri di Depok belum lama.
“Itu kan muncul setelah ada kasus penutupan Ahmadiyah di Bogor. Kewajiban Pemkot Depok menjalankan SKB 3 Menteri, Pergub dan Perwal. Tujuannya tak lain untuk melindungi mayoritas dan minoritas dalam hal ini Ahmadiyah. Pada kenyataannya toh mereka masih tetap beribadah. Bahkan mereka memperluas bangunan dan membuat pagar yang begitu kokoh, apa itu dirusak?, enggak dirusak tuh, terus demo di depan Ahmadiyah, apa pernah rusuh? Enggak tuh,” tegasnya.
sumber : jurnaldepok.id
Artikel Terkait
Ketua Tim Penggerak PKK Depok, Elly Farida Lepas Kader D'stunting Menara Cipayung
DP3AP2KB Kabupaten Bogor Selenggarakan Workshop Peningkatan KB Pasca Persalinan Bagi PKB dan Mitra
Berkat BNI, Penantian 20 Tahun Swiss Open Terjawab