Selain itu, Indonesia telah meninggalkan perekomian yang disusun atas azas kekeluargaan, dan membiarkan ekonomi tersusun dengan sendirinya oleh mekanisme pasar.
Baca Juga: Polisi Larang Pengendara Motor Pakai Sandal Jepit, Berikut Penjelasan
"Inilah yang saya sebut dengan kita sebagai bangsa telah Durhaka kepada para pendiri bangsa. Kepada para pahlawan yang merelakan nyawanya, dengan dua pilihan kata saat itu, yaitu Merdeka atau Mati!" ujar Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu.
Menurutnya, semboyan tersebut kini terasa absurd. Padahal itu semuanya mereka lakukan demi kemerdekaan. Demi perwujudan kecintaan kepada tanah air, dan demi satu harapan mulia, Agar tumbuh generasi yang lebih sempurna.
"Tetapi yang tumbuh hari ini adalah Oligarki Ekonomi yang menyatu dengan Oligarki Politik untuk menyandera kekuasaan agar negara tunduk dalam kendali mereka," katanya.
DItambahkannya, bangsa ini sudah tidak mengerti lagi kedalaman makna dari kata ‘Republik’ yang dipilih oleh para pendiri bangsa sebagai bentuk dari negara ini. Padahal dalam kata Republik tersimpul makna filosofis yang sangat dalam, yakni Res-Publica, yang artinya Kemaslahatan Bersama dalam arti seluas-luasnya.
LaNyalla mengatakan tidak akan membedah tentang Pancasila di hadapan para senior, para purnawirawan TNI dan para pejuang bangsa.
Baca Juga: Transjakarta dan KAI Lakukan Kolaborasi Srategis untuk Peningkatan Pelayanan Pelanggan
"Saya yakin dan percaya, Bapak Ibu dan Hadirin adalah warga negara yang mencintai tanah airnya. Karena seorang Patriot sejati, adalah warga negara yang selalu peduli terhadap kehidupan bersama. Peduli terhadap kemaslahatan bersama. Karena musuh dari Patriotisme adalah segala jenis tirani yang menjadi penyebab ketidakadilan," katanya.
Selain LaNyalla, hadir dalam kegiatan itu Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Ketua Umum PPAD Doni Munardo, Senator asal Lampung Bustami, Senator asal Kepri Darmansyah, Sekjen DPD RI Rahman Hadi, dan Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin dan Togar M Nero.
Hadir juga Kordinator Presidium Nasional Majelis Permusyawaratan Bumi Putra Indonesia Zulkifli S. Ekomei, Presidium Majelis Permusyawaratan Bumiputra Indonesia Achmad Mubarok, dan Letjen TNI Purn. Bambang Darmono dari Gerakan Kaji Ulang Perubahan UUD'45.
Artikel Terkait
LaNyalla Minta Inpres tentang BPJS sebagai Syarat Transaksi Jual Beli Tanah, Pembuatan SIM, STNK Dicabut
LaNyalla: DPD RI Palang Pintu Halau Jabatan Presiden Tiga Periode
DPD Siap Jadi Palang Pintu Hadang Penundaan Pemilu, LaNyalla: Tak Ada Urusan dengan Oligarki
Ingatkan Luhut, LaNyalla: Penundaan Pemilu dan Presiden 3 Periode akan Picu Kemarahan Publik
Presiden Larang Kabinet Bicara 3 Periode, LaNyalla: Menteri Harus Taat
Wacana People Power Menyeruak, LaNyalla: Itu Hak Kedaulatan Rakyat
LaNyalla Minta Panglima TNI Memfasilitasi Relawan MER C Masuk ke Palestina