Edisi.co.id, Bandung - Anak adalah amanah terindah bagi orang tua sejak benih sang ayah yang dititipkan pada rahim seorang ibu, dan harus terus dijaga kualitasnya agar tetap fifrah, seperti yang tercantum dalam buku The Secret of Enlightening Parenting, bahwa manusia lahir dengan fitrah, yaitu fitrah suci dan membawa potensi baik.
Salah satu pintu utama potensi baik adalah percaya kepada Tuhan. Setiap insan lahir dengan keadaan telah bersaksi pada keesaan Tuhan. Kesaksian atas keesaan Tuhan adalah dasar dari tegaknya iman. Maka tugas orang tua untuk menjaga potensi baik anak agar tetap baik, atau mengupayakan agar menjadi lebih baik.
Idul Adlha, bukanlah hanya momentum lebaran atau kebersamaan semata, tapi juga menanamkan cinta Allah dan cinta ibadah sejak dini dalam keluarga.
Baca Juga: Foto: Shalat Idul Adha Usai, Pedagang Balon Gas Laris Manis Diserbu Jemaah
Mengutip kisah keluarga hebat yang diabadikan Allah dalam sejarah, yaitu Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail, bahwa keberhasilan pendidikan harus dimulai sejak dini, dengan melibatkan seluruh anggota keluarga sejak sebelum pembuahan.
Hal ini dilakukan oleh Ibrahim 'alaihissalam, saat memohon pada Allah dianugerahi anak shaleh, dengan melantunkan do'a, seperti yang tercantum dalam QS. Al Qashash : 110
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
"Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang shaleh".
Baca Juga: Asperindo Berkurban 2 Ekor Sapi Pada Idul Adha 1443 H
Kemudian setelah lahir seorang anak shaleh yang bernama Ismail, dari seorang ibu yang bernama Hajar, atas perintah Allah, melalui seorang ayah, yang bernama Ibrahim, mereka pindah dari Syam ke sebuah tempat yang tandus, yang kemudian menjadi subur makmur, yang saat ini dikenal dengan peristiwa Shafa Marwa, dan air zam-zam yang tidak pernah kering.
Kemudian Allah menguji keimanan keluarga shaleh tersebut dengan perintah penyembelihan Ismail melalui mimpi Ibrahim, seperti yang tercantum dalam QS. Ashaafaat : 102),
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Dan dengan ijin Allah sembelihan tersebut kemudian diganti dengan domba yang besar.
Artikel Terkait
Berkontribusi Besar, STAIPI Bandung Berikan Penghargaan Kepada 5 Orang Ketua Terdahulu
Bupati Bandung Menaruh Harapan Besar Kepada STAIPI Bandung, Guna Gali SDM, Ekonomi dan Pariwisata di Daerahnya
Kaprodi PIAUD STAIPI Bandung Sebut 6 Aspek Penting Orang Tua Menjadi Guru saat PJJ
STAIPI Bandung dan Universitas di Malaysia Jalin Kerjasama Bidang Pertukaran Mahasiswa dan Penelitian Ilmiah