Di Kawasan Patung Kuda, Hima, Himi dan Ikatan Pelajar PERSIS Bacakan Tuntutan Tolak Kenaikan BBM Bersubsidi

photo author
- Jumat, 2 September 2022 | 22:07 WIB
Ketua Umum Hima PERSIS Ilham Nur hidayatulloh (paling kanan), Ketua Himi PERSIS Anisa Nurhakim (kedua dari kanan), dan Ketua Umum IPPI PERSIS, Luthfi Anbar Fauziah (kedua dari kanan) ketika membacakan tuntutan aksi dihadapan ratusan peserta aksi massa - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Ketua Umum Hima PERSIS Ilham Nur hidayatulloh (paling kanan), Ketua Himi PERSIS Anisa Nurhakim (kedua dari kanan), dan Ketua Umum IPPI PERSIS, Luthfi Anbar Fauziah (kedua dari kanan) ketika membacakan tuntutan aksi dihadapan ratusan peserta aksi massa - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Edisi.co.id, Jakarta - Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima PERSIS) menggelar demonstrasi disebrang Istana Presiden Jakarta atau lebih tepatnya di Kawasan Patung Kuda Jl. Merdeka Jakarta, Jumat (2/8/2022).

Dalam aksi ini PP Hima PERSIS juga menggandeng barisan elemen PERSIS lainnya, seperti Himpunan Mahasiswi (Himi) PERSIS, dan juga Ikatan Pelajar Putri (IPPI) PERSIS.

Dan dalam aksi ini juga, peserta menuntut pemerintah tidak menaikan harga BBM bersubsidi dan lebih memperhatikan rakyta kecil. 

Pada kesempatan ini Ketua Umum Hima PERSIS Ilham Nur hidayatulloh, Ketua Himi PERSIS Anisa Nurhakim, dan Ketua Umum IPPI PERSIS Luthfi Anbar Fauziah membacakan tuntutan aksi dihadapan ratusan peserta aksi massa. 

Baca Juga: Memahami Profil Pelajar Pancasila dan Implementasinya, SMP PCI Hadirkan Tokoh Pendidikan dan Fasilitator

Berikut ini tuntutan aksi….. 

KENAIKAN HARGA BBM SUBSIDI CIPTAKAN KRISIS BARU

Kenaikan BBM subsidi ditengah keterpurukan ekonomi masyarakat pasca badai Covid-19 tidak dapat diterima dengan alasan apapun. Masyarakat yang tengah berjuang bangkit dari hantaman badai pandemi yang lamanya hampir 3 tahun melanda, tidaklah mudah. Sejatinya, perjuangan untuk pulih oleh masyarakat bawah harus disokong penuh pemerintah. Namun, informasi akan dinaikkannya harga pertalite dan solar menjadi kabar buruk di bulan kemerdekan kemarin. Ironisnya, dengan alasan beban APBN bertambah Rp502 triliun dan subsidi BBM yang diakui tidak tepat sasaran, pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi.

Namun, ditengah inflasi yang mencapai 3-4% akibat badai Covid-19 dan ketidak- pastian pasar global. Kebijakan ini justru akan berdampak serius bagi kelompok ekonomi menangah dan kelompok ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, kondisi pasar nasional juga belum terlihat stabil. Harga minyak goreng yang belum kembali pada harga normal seperti sebelum kelangkaan, harga telur yang juga tengah menaik diantara beberapa fakta yang dihadapi masyarakat kini.

Beberapa hal yang menjadi perhatian mahasiswa/ mahasiswi dan pelajar putri Persatuan Islam terkait kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM Berubsidi,yaitu:

Baca Juga: Foto: Demo di Patung Kuda, Hima PERSIS Gelar Aksi Teatrikal dan Buat Replika Kuburan Sindir Pemerintah

Inflasi Di

Ketua Umum Himpunan Mahasiswai Persatuan Islam (Himi PERSIS), Anisa Nurhakim ketika berorasi - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Ketua Umum Himpunan Mahasiswai Persatuan Islam (Himi PERSIS), Anisa Nurhakim ketika berorasi - Foto: Henry Lukmanul Hakim

  1. Diperkirakan, harga bahan pangan dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya akan berdampak naik sampai 30% dari harga normal. Hal ini tentu berdampak pada daya beli rumah tangga. 

  2. Efek domino akibat harga BBM naik juga berdampak pada naiknya suku bunga yang menurut BI diperkirakan sampai pada 4,25%. 

  3. 20 triliyun lebih BLT BBM Subsidi yang disalurkan kepada rakyat miskin bukanlah solusi dalam mengatasi dampak kenaikan harga BBM. Daya beli masyarakat yang semakin menurun dapat mengakibatkan kelompok ekonomi menengah akan down grade menjadi kelompok miskin baru. 

  4. Rp 600.000,- jumlah BSU (Bantuan Subsidi Upah) per-pekerja juga bukan solusi dalam mengatasi dampak kenaikan BBM. Karena, BSU hanya mengatasi masalah dalam jangka pendek. BSU juga tidak sampai menyentuh pada para Pekerja Informal yang tidak terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan yang menurut data BPS mencapai 78,14 juta orang. 

  5. Petani kecil, nelayan tradisional, buruh, pelajar dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu serta msyarakat umum adalah korban langsung dari kebijakan ini. 

  6. Inflasi akibat kenaikan harga BBM juga berdampak pada sektor pendidikan formal dan non-formal. Pertumbuhan angka kemiskinan pada akhirnya akan berdampak pada jumlah generasi muda bangsa yang harus putus sekolah. 


Baca Juga: Foto: Hima - Himi PERSIS Gelar Aksi Massa Tolak Kenaikan BBM Bersubsidi di Kawasan Patung Kuda

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X