Edisi.co.id, Bandung - Pada bulan Oktober ini, siswa Totolab kembali berpartisipasi dalam lomba koding internasional yang diselenggarakan oleh International Kids Coding Competition (IKCC) bertajuk World Scratch Coding Competition. Pada perlombaan kali ini, tema yang diusung adalah mesin waktu. Gentala Irsyad Awwabin, siswa Totolab, keluar sebagai peringkat 3 terbaik dalam perlombaan ini.
Seluruh peserta wajib menggunakan aplikasi Scratch sebagai alat untuk menulis kodingnya. Dalam kompetisi yang diikuti oleh kurang lebih tiga ratus peserta ini Gentala berhasil membuat proyek game yang sangat menarik mengenai mesin waktu.
Cerita yang dibangun pada proyek tersebut berlatar di luar angkasa dengan sebuah pesawat sebagai subyek utama dari proyek game ini. Pendekatannya adalah membuat permainan pesawat yang menembaki asteroid dalam upaya untuk menyelamatkan diri dan menembus mesin waktu.
Baca Juga: Menopang Kekuatan Pemberitaan dan Dakwah di TV Digital, PERSIS Kerjasama dengan AKA TV dan E Channel
Game tersebut bisa diakses secara umum dan dimainkan melalui tautan ini https://scratch.mit.edu/projects/728224300 dari sini kita bisa melihat bagaimana imajinasi dari Gentala dan bagaimana logika yang diterapkan melalui game tersebut.
"Prestasi ini jelas merupakan sebuah kebanggaan bagi Totolab khususnya dan anak-anak Indonesia lain secara umum. Kompetisi ini berlangsung dalam taraf internasional di mana anak-anak di seluruh dunia secara terbuka bisa mendaftar dan mengikuti," kata Andy Agustian dalam keterangan persnya, Rabu (19/10/2022).
Untuk bisa menjadi tiga terbaik dari kompetisi ini tentu dibutuhkan komitmen dan kerja keras dalam belajar melakukan koding. Pada proses ini Gentala dibimbing oleh tutor Totolab yang juga berpengalaman dalam mengirim anak-anak untuk mengikuti lomba tingkat internasional.
Baca Juga: Tinjau Kebakaran Kubah Masjid JIC, PJ Gubernur DKI Pastikan Api Terlokalisir
Andy menuturkan, Gentala memang menaruh perhatian khusus pada perlombaan ini, setelah pada perlombaan sebelumnya ia belum mampu menembus posisi tiga besar. “Dia (Gentala) sangat serius dengan proyek ini, dan dia memang sangat penasaran dan selalu mencoba hal baru untuk proyek ini.”
"Pada dasarnya, apa yang dipelajari Gentala di Totolab adalah dasar pengkodingan, dalam proses tersebut ia mempelajari berbagai logika dasar dan kemampuan berpikir komputasional. Tujuan utama dari pembelajaran ini tentu saja bukanlah memenangkan perlombaan, melainkan membiasakan berpikir secara komputasional," ungkapnya.
Baca Juga: Cegah Gagal Ginjal Anak, Kemenkes Larang Penggunaan Obat Cair atau Sirop
Totolab sebagai lembaga kursus koding anak-anak memang memiliki visi untuk memperluas kemampuan literasi digital khususnya anak-anak agar bisa beradaptasi dengan semakin besarnya proses digitalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membekali anak-anak kemampuan literasi digitalisasi, harapannya suatu saat mereka bisa menjadi para kreator atau orang-orang yang membuat inovasi-inovasi baru di masyarakat.
Artikel Terkait
Empat Orang Siswa Totolab Berprestasi di World Coding Contest 2020
Sinergikan Semua Media Internal PERSIS, Infokom Dr. Ihsan: Media Sebagai Garda Terdepan Pemberitaan dan Dakwah
Menopang Kekuatan Pemberitaan dan Dakwah di TV Digital, PERSIS Kerjasama dengan AKA TV dan E Channel