Edisi.co.id, Jakarta - Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara RI Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan, Prof. Dr. Dadan Wildan, M. Hum menjadi pemateri Pancasila dan Wawasan Kebangsaan pada Musyawarah Kerja Nasional ke-I Komando Pusat Brigade Persatuan Islam (Brigade PERSIS) di Aula Yayasan Ksatriya, Jl. Percetakan Negara Jakarta Pusat, Sabtu (18/2/2023) malam.
Dalam presentasinya, Prof. Dadan mengajak seluruh pimpinan Brigade Persatuan Islam (Brigade PERSIS) untuk menjadi teladan dalam memelihara semangat persatuan dan kesatuan, menjadi perekat kuat dalam negara yang multikultural, dan garda terdepan penjaga ulama, umat, bangsa, dan negara.
"Jajaran pimpinan Brigade Persatuan Islam (Brigade PERSIS) juga harus lebih memahami mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang plural, multi etnis, multi agama, dan multikultural. Keragaman itu harus kita maknai sebagai anugerah Allah SWT kepada bangsa kita," ujar Prof. Dadan yang juga Sekretaris Majelis Penasehat Pimpinan Pusat Persis ini.
Selanjutnya ia menerangkan, kita juga harus lebih memaknai Pancasila sebagai living ideologi di negara kita. Tidak boleh ada pertentangan antara agama dan Pancasila.
"Para pendiri bangsa ini, saat mewacanakan dasar negara, jiwanya adalah ajaran agama. Meskipun negara kita bukan negara agama. Kita bersyukur, negara kita memiliki falsafah Pancasila yang menaungi keragaman dalam persatuan," ungkapnya.
Baca Juga: Perkuat Soliditas, Komando Pusat Brigade PERSIS Gelar Pembekalan Dan Musyawarah Kerja Nasional Ke 1
Menurut Prof Dadan yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, dalam Pancasila paling tidak memiliki 10 nilai yang dapat diinternalisasikan dalam praktik kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Sila pertama, Ketuhanan, memiliki nilai religiusitas dan mengedepankan kehidupan yang toleran. Sila kedua, kemanusiaan, memiliki nilai humanis dan pluralis.
"Demikian pula, sila ketiga, persatuan, mengandung makna luhur pentingnya segenap elemen bangsa memiliki jiwa Nasionalis dan Indonesianis. Sila ke empat, permusyawaratan, menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis yang lebih mengedepankan musyawarah. Sila keempat juga mewadahi pentingnya saling menghargai dan saling menghormati di negara yang multikultural. Terakhir untuk sila kelima, keadilan, mendorong kita untuk menginternalisasikan jiwa sosial dan patriotis," paparnya.
Baca Juga: Kurang Dari 24 Jam Polda Metro Berhasil Tangkap 2 Pelaku Terduga Pembunuhan
Di akhir presentasinya, Prof. Dadan menyampaikan tiga azzimat Panglima Besar Jenderal Sudirman, yang ditampilkan di Museum Satria Mandala Jakarta, yang dapat kita terapkan, pertama menjaga wudhu, kedua sholat tepat waktu, dan ketiga cintai rakyat sepenuh hati.
Azzimat Panglima Besar Jendral Soedirman itu, sangat relevan jika dijadikan pegangan bagi seluruh pimpinan dan anggota Brigade Persatuan Islam (Brigade PERSIS).
Baca Juga: Apa Kabar Perkumpulan Jurnalis Muslim
"Sebagai barisan pengamanan jam'iyyah, Brigade Persis harus tetap memiliki wawasan kebangsaan, mengamalkan nilai-nilai kejuangan, dan menginternalisasikan falsafah Pancasila, karena kita hidup di Negara yang plural, yang penuh keragaman suku, bangsa, bahasa, agama, dan budaya," tutup Prof. Dadan mengakhiri presentasinya di hadapan para pimpinan Brigade Persatuan Islam (Brigade PERSIS).
Artikel Terkait
Tolak Usulan Kenaikan Biaya Haji, PERSIS Jabar Minta Pemerintah dan DPR Batalkan Rencananya
Soal Rencana Kenaikan Biaya Haji, PERSIS Beri Pandangan dan Usulan ke DPR RI, Ini Poin-Poinnya
Perkuat Soliditas, Komando Pusat Brigade PERSIS Gelar Pembekalan Dan Musyawarah Kerja Nasional Ke 1
Ketua PW PERSIS Jakarta KH Soewardi Minta Brigade PERSIS Kompak dan Solid Dalam Jalankan Tugas Mulia Ini