Soal Perang Dagang China vs AS, Influencer Raymond Chin Sebut Negeri Paman Sam Kalah Telak dari Negeri Tirai Bambu

photo author
- Selasa, 22 April 2025 | 16:44 WIB
Potret Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Influencer Indonesia, Raymond Chin (kanan). (Instagram.com / @potus - @raymondchins)
Potret Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Influencer Indonesia, Raymond Chin (kanan). (Instagram.com / @potus - @raymondchins)


Edisi.co.id - Perang tarif balasan atau resiprokal antara Amerika Serikat (AS) dengan China, tengah menjadi topik hangat di jagat media sosial (medsos).

Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump menerapkan kebijakan tarif impor terhadap produk China sebesar 145 persen.

Menyikapi hal itu, China pun tidak tinggal diam dengan membalas tarif impor produk AS dikenakan pajak 125 persen.

Baca Juga: Raymond Chin Minta Warga RI Tak Panik Lihat Pasar Global Anjlok Imbas Tarif Trump: Sebenarnya Gak Ngaruh ke Kita

Terkait perang tarif antara AS versus China, Influencer asal Indonesia, Raymond Chin justru menyebut hal itu menunjukkan Negeri Paman Sam telah kalah telak.

Mulanya, Raymond menjelaskan tarif Trump itu khusus untuk negara-negara yang dinilai merugikan AS secara ekonomi.

"Jadi dia (Trump) bikin tarif khusus untuk negara-negara yang merugikan AS, itu biaya pajak impornya tuh lebih tinggi," ujar Raymond sebagaimana dilansir dari YouTube Raymond Chin pada Selasa, 15 April 2025.

Pengusaha muda startup di bidang finansial dan investasi, Ternak Uang, itu kemudian menilai kini AS justru kalah telak meski menetapkan persentase tarif impor lebih besar ketimbang China.

Raymond juga menyebut banyak prediksi yang menyatakan China akan menjadi nomor satu dalam perang dagang melawan AS tersebut.

"Semua prediksi juga bilang China itu akan jadi nomor satu, sekarang presiden AS berpikir bagaimana caranya tetap bisa kontrol powernya agar tidak disalip China," terangnya.

Kemudian, Raymond menyebut AS kini telah kalah dalam berbagai lini bisnis dari China, kecuali dari sektor teknologi.

"Mayoritas orang itu mikirnya seperti ekonomi, digital, AI, tapi di semua sektor AS itu lagi kalah," sebutnya.

"Kecuali yang Amerika sudah menang, yaitu inovasi teknologi dari segi IP. Perusahaan seperti Tesla, Microsoft, Apple, simpelnya Trump merancang strategi agar tetap nomor satu," tungkas Raymond.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X