3 Momen Menohok di Berbagai Aksi 'Indonesia Gelap', Teriakan Mahasiswa Soal Oknum Polisi Nakal hingga Teatrikal Puisi Berjudul: Taek!

photo author
- Kamis, 27 Februari 2025 | 09:23 WIB
Potret aksi dari perhimpunan mahasiswa BEM SI bertajuk ‘Indonesia Gelap’. (X.com/@walhinasional)
Potret aksi dari perhimpunan mahasiswa BEM SI bertajuk ‘Indonesia Gelap’. (X.com/@walhinasional)

2. Poster-poster Pesan 'Peringatan' di Gerbang DPRD Jabar

Dalam kesempatan berbeda, terdapat poster-poster yang menghiasi gerbang DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Bandung, pada Jumat, 21 Februari 2025.

Massa aksi Indonesia Gelap memenuhi pagar tersebut dengan peringatan bahwa negara sedang tidak baik-baik saja.

Rentetan pesan sarkas mulai dari 'Indonesia Gelap' hingga sindiran terhadap aparat negara melawan kawat berduri sebagai simbol kekuasaan.

"Masa depan kami dirampas, dompet pejabat gemuk. Indonesia Gelap," tulis salah satu poster yang terpasang di dinding Gedung DPRD Jabar.

"Tolak Danantara! Negara sedang bermain judi dengan uang rakyat. Bukannya bangun pendidikan malah bangun batalion!" tulis poster-poster yang lain.

3. Aksi Teatrikal Puisi di Jatim

Dalam kesempatan berbeda, massa aksi yang tergabung dalam Arek Gerak dan Aliansi Masyarakat Sipil Surabaya dan Jawa Timur bakar ban di depan DPRD Jatim sambil membacakan puisi yang berjudul 'Taek'.

Salah satu seorang orator bersiap akan membacakan puisi. Namun ia membacakan puisi sambil menyalakan api yang disulutkan ke ban yang telah dikucuri bensin.

"Aku mau membacakan puisi yang baru tak tulis tadi pagi, judulnya: Taek!" kata salah satu orator yang membacakan puisi di depan DPRD Jatim, pada Jumat, 21 Februari 2025.

Selain orasi juga menampilkan aksi teatrikal puisi lainnya yang menggambarkan kondisi tanah air saat ini.

"Boleh tidak kami berteduh di dalam gedung?" teriak salah satu orator dalam aksi teatrikal puisi di depan gedung DPRD Jatim.

Dalam aksi itu, mereka juga menuntut mengesahkan RUU pro rakyat, tolak UU anti rakyat, evaluasi kebijakan yang merugikan rakyat dan batalkan keberpihakan yang membahayakan demokrasi.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X