Ia juga menyebutkan menu seperti kolak atau bubur kacang hijau dan memastikan jika komposisi gizinya akan tetap sama seperti hari-hari sebelumnya.
“Mungkin sesekali ada bubur kacang hijau atau kolak, intinya yang jelas sumber komposisi gizinya tetap di mana ada protein, karbohidrat, dan serat,” jelasnya.
Pengemasan Ramah Lingkungan
Mengenai penyajiannya, Dadan juga menjelaskan tentang pengemasan MBG yang ramah lingkungan.
Misalnya dengan menggunakan kantong yang harus dikembalikan lagi ke sekolah untuk mendapatkan MBG keesokan harinya.
“Kantong tersebut harus dikembalikan keesokan harinya untuk ditukar dengan yang baru berisi makanan,” kata Dadan.
“Ini tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga melatih kedisiplinan siswa,” terangnya.
Akan Dilakukan Evaluasi Pelaksanaan MBG Saat Ramadhan
Dadan juga mengungkapkan jika akan ada evaluasi yang akan dilakukan saat pelaksanaan MBG.
Terutama di daerah mayoritas non muslim, apakah akan perlu penyesuaian atau tidak.
Ia mengaku ada usulan yang masuk untuk melaksanakan MBG seperti biasanya.
Namun ada pertimbangan jika di daerah mayoritas non muslim pun ada yang menjalankan puasa.
“Kami akan mengevaluasi setelah berjalan satu minggu untuk melihat apakah diperlukan penyesuaian khusus di daerah dengan mayoritas non muslim,” ungkap Dadan.
Artikel Terkait
Respon Kepala BGN Tentang Kehebohan Menu Serangga dan Ulat Sagu untuk MBG, Menyinggung Soal Pembelajaran Keberagaman Budaya Lokal
Fakta tentang Banyak Mitra Makan Bergizi Gratis yang Mundur karena Tidak Dibayar Menurut BGN
Pembangunan Hampir 300 Unit Dapur Sehat di Indonesia untuk MBG Telan Anggaran Rp7 Miliar, KSAD Beberkan Bantuan dari TNI kepada BGN
Klaim BGN Kerja Cepat untuk MBG, Presiden Prabowo Beri Target Minimal 6 Juta Penerima Manfaat Hingga Akhir Juli
Langkah BGN Setelah Ditemukan Belatung yang Menyebabkan Keracunan pada Siswa Penerima MBG