Mahfud menilai keterlibatan sejumlah pihak dalam urusan ekonomi dan proyek bisnis turut menyebabkan ketegangan internal.
Hal ini dianggap memunculkan perubahan karakter organisasi dan melemahkan nilai-nilai yang selama ini dijaga oleh para ulama pendiri.
Sindiran: “Bukan PBNU, Tapi PTNU”
Dalam penjelasannya, Mahfud MD menyampaikan kritik tajam terkait arah gerak institusi.
Ia menggunakan istilah “PTNU” untuk menggambarkan bagaimana dinamika internal mirip dengan sebuah perusahaan yang memiliki pemegang saham dan struktur manajerial.
"Jadi bukan PBNU, PTNU akhirnya. Perusahaan terbatas akhirnya. Antara pemegang saham, betul. Kemudian ada komisaris, ada direksi," pungkasnya.
Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa ia menilai konflik saat ini lebih berkaitan dengan perebutan akses dan kepentingan ekonomi dibandingkan dengan persoalan ideologi atau prinsip organisasi.***
Artikel Terkait
Kisah Warga yang Terisolir Imbas Banjir Bandang di Tapanuli Tengah Bertahan Hidup dengan Makan Durian Seadanya
BNN Ungkap Gembong Narkoba Dewi Astuti Punya Hubungan dengan WN Pakistan usai Operasi Senyap RI-Kamboja
Menkeu Purbaya Curhat Pernah Jenuh Kerja 5 Tahun jadi Insinyur Lapangan, Banting Setir untuk Selami Dunia Ekonomi
Jaga Marwah Laporkan Ketua Satgas BLBI Reonald Silaban ke KPK
Kisah Epy Kusnandar Bangun Bisnis Kuliner Usai Pemeran Kang Mus di Preman Pensiun itu Meninggal Dunia