Edisi.co.id - Kokohnya bangunan, riuhnya santri silih saut lantunkan Al-Qur’an setiap pagi, dan sesaknya jalanan saat bel pulang tiba, jadi pemandangan sehari-hari jika kita kerap melewat Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Persatuan Islam (MIT PERSIS) 24 Rancaekek yang beralamat di Kampung Jambuleutik, RT02/07 Desa Linggar, Kabupaten Bandung.
Lembaga pendidikan dasar yang sudah dirintis sejak 1960-an oleh para tokoh PERSIS Rancaekek sekaliber Ustaz Ahmad Saepudin, Ustaz Kosasih, Ustaz Salim Husin, dan lain sebagainya ini, seiring berjalannya waktu bukan sekadar menelurkan bibit unggul di bidang keagamaan. Namun juga berupaya beradaptasi dengan zaman melalui sejumlah terobosan transformatif.
Transformasi tersebut paling kentara kala estafeta kepemimpinan berpindah dari Ustaz Kosasih kepada Ustaz Numan Hanifah pada 2005. Setahun menjadi nakhoda, Ustaz Numan membuat gebrakan fundamental. Gebrakan itu berupa durasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan memformulasi ulang muatan kurikulum.
“2006 kita musyawarah ngobrol dengan guru-guru yang lain, maka diadakanlah rapat internal dewan guru semuanya. Menghasilkan bahwa akan dilaksanakan MI terpadu dengan jangka waktu yang panjang (fullday) pukul 07.00-15.00 WIB,” terang Kepala MIT PERSIS 24, Ustaz Numan Hanifah saat ditemui di ruangannya, Selasa (13/8).
Baca Juga: Ukir Prestasi, Siswa Angkasa Terima Apresiasi dari Danlanud Husein Sastranegara
Fullday sebagai perjudian dan harmonisasi tiga kurikulum
Bukan tanpa alasan “perjudian” perubahan durasi ini ia ambil di tengah durasi KBM SD Negeri begitu singkat. Ustaz Numan ingin mengharmonisasi tiga kurikulum sekaligus. Mulai dari kurikulum Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan, dan tentunya kurikulum khas PERSIS.
“Saat itu, kan, antusiasme masyarakat masih mengutamakan SD Negeri. Mungkin karena gratis dan pulangnya sebentar dibanding kayak kita. Tapi la haula dengan bismillah saya ambil risiko. Kita punya tanggung jawab moral tanamkan anak-anak Al-Qur’an dan Al-Sunah, tapi kita juga ingin membuktikan, bahwa kita bisa memadukannya dengan kurikulum negara,” lanjut pria yang saat ini berusia 52 tahun.
Niatan harmonisasi kurikulum itu dalam praktik pembelajaran diejawantahkan secara fikih menggunakan panduan dari kurikulum Pimpinan Pusat PERSIS, sementara untuk Kemenag yang diambil Al-Quran-Hadis dan Akidah Akhlak. Adapun kurikulum yang diadopsi dari Kementerian Pendidikan, di antaranya Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), matematika, dan pembelajaran umum lain.
Saat disinggung mulai menjamurnya lembaga pendidikan dasar berbasis keagamaan semisal MIT PERSIS 24, Ustaz Numan merespons positif. Menurutnya, semakin banyak, maka akan tercipta atmosfer kompetitif. Termasuk lembaga yang ia pimpin, akan terus mengupayakan inovasi-inovasi lain dengan menyesuaikan koridor kekhasan yang telah dimiliki.
”Kebanyakan sekolah fullday menonjolkan tentang tahfiz Al-Qur’an, tapi di sini juga tahfiz ada dan ditargetkan. Selain itu juga ada pelajaran yang tidak diajarkan pada sekolah fullday lainnya. Itu ciri khasnya, ciri khas PERSIS seperti nahwu-sharaf (ilmu gramatikal bahasa Arab), hadyu rasul, ushul fikih (ilmu hukum dan kaidah fikih),” paparnya.
Ikhtiar mengharmonisasikan tiga format kurikulum ini bertujuan menciptakan generasi yang bukan sekadar paham ilmu agama semata, lebih jauh dari itu, bisa diimbangi dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum serta keterampilan bahasa dan keterampilan teknologi komputer.
”Kami menginginkan bahwa anak-anak tersebut bukan hanya mendalami dalam hal iman dan takwa (IMTAK) atau singkatnya agama saja. Tapi dalam IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) juga termasuk. Contohnya diajarkan komputer, ceramah bahasa Inggris dan bahasa Arab dan masih banyak yang lainnya, lah,” sambung Ustaz Numan.
Baca Juga: Danlanud Husein Sastranegara Resmikan Fasilitas MCK di Kelurahan Husein Sastranegara
Artikel Terkait
Momentum Hari Kemerdekaan Indonesia, PERSIS Peduli Distribusikan Bantuan 4 Kontainer Bahan Pokok untuk Palestina
Ketum PERSIS: ke Depan, Brigade PERSIS Harus Fokus Pada Tiga Pilar Penting
Target Tafaqquh Fiddin, Ketua Bidang Tarbiyah PERSIS: Semua Ilmu Agama Dipertandingkan pada Olimpiade Santri PERSIS de Indonesia
Ketua Panitia Sebut Olimpiade Santri PERSIS Sebagai Wahana Melahirkan Kader Jamiyyah yang Mumpun
Gelar Panen Bersama Sayuran Green House, Pesantren PERSIS Maluku Terima Penghargaan Dari Kemenag dan BI
Persis: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Momentum Serukan Kemerdekaan Palestina