Edisi.co.id - Di tengah derasnya perubahan dunia digital, pekerjaan yang terasa aman hari ini belum tentu menjamin karier besok.
CEO Corporate Innovation Asia (CIAS) sekaligus influencer kenamaan, Dr. Indrawan Nugroho mengingatkan hanya mereka yang relevan dan adaptif yang bisa bertahan.
Dalam kanal YouTube pribadinya Dr Indrawan Nugroho yang tayang pada 12 Agustus 2025, Indrawan menekankan pekerjaan yang aman hari ini belum tentu menjamin masa depan karier seseorang.
“Pekerjaan Anda mungkin masih aman hari ini, bagaimana kalau saya bilang itu bukan jaminan karier Anda akan selamat besok,” ujarnya.
Pria kelahiran Jakarta itu menilai, perubahan dunia bergerak lebih cepat daripada rencana yang disusun. Teknologi terus berkembang, sistem berganti, dan keunggulan masa lalu bisa menjadi usang dalam sekejap.
“Menurut saya, yang membuat karier kita selamat bukan status atau posisi, tapi kemampuan untuk terus relevan. Hal itu dengan akal yang terjaga dan jiwa yang menyala, serta keberanian membaca tanda-tanda sebelum semuanya terlambat,” tutur Indrawan.
Ia menambahkan, saat ini dunia tidak lagi menunggu seseorang menyusun strategi panjang. Perubahan tidak lagi mengetuk pintu, melainkan langsung menerobos masuk tanpa permisi.
“Dunia mencari siapa yang siap, bukan sekadar siapa yang baik,” tegas Indrawan.
Indrawan lalu menuturkan terkait riset McKinsey & Company pada 2024 yang menemukan 87 persen pemimpin perusahaan menyadari pentingnya tenaga kerja yang terus belajar.
Meski begitu, riset tersebut menilai hanya 40 persen karyawan yang merasa dirinya bertumbuh dalam satu tahun terakhir.
Kondisi tersebut, kata Indrawan, membuat banyak orang masih memiliki pekerjaan tetapi kehilangan arah.
“Kita masih hadir, tapi hilang semangat. Kita menyelesaikan tugas, tapi kehilangan rasa,” jelasnya.
Indrawan menggambarkan situasi itu seperti orang yang menggenggam batu di tanah yang sedang bergeser.
Artikel Terkait
40 Ribu Pekerja Tekstil Terancam PHK Bila Usulan BMAD Sebesar 45 Persen terhadap Bahan Baku China Diterapkan
Saat RI Menang Gugatan Biodesel di WTO, Kini Giliran Uni Eropa yang Didesak Cabut Bea Masuk
Momen Bambang Pacul Puji Prabowo sebagai Sosok dengan 'Semangat Korea' saat Bahas Amnesti-Abolisi
Bandung Raya Dibayangi Ancaman Sesar Lembang, BPBD Cemaskan Gempa Kuat Berskala MMI 8
Dana Jumbo Rp22,7 Triliun Mengalir ke Bulog, Misi RI untuk Serap 3 Juta Ton Beras Petani di 2026