Kesadaran Maritim Jadi Fondasi Pertahanan Negara, Prof. Achmad Tjachja Tegaskan Peran Strategis Laut Indonesia

photo author
- Rabu, 17 Desember 2025 | 18:15 WIB

Oleh karena itu, Prof. Achmad Tjachja menegaskan bahwa penguatan ekonomi maritim harus berjalan seiring dengan penguatan pertahanan. Ketahanan negara tidak hanya dibangun dari kekuatan militer, tetapi juga dari ketahanan ekonomi dan sosial masyarakatnya.

Ia menyinggung sektor kelautan dan perikanan yang selama ini menjadi penyumbang devisa non-migas yang konsisten.

Dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, sektor ini tidak hanya memperkuat ekonomi nasional, tetapi juga mempertegas kehadiran negara di wilayah laut.

Di sisi lain, sektor maritim masih menghadapi tantangan persepsi. Profesi nelayan dan pekerjaan di bidang kelautan kerap dipandang berat, berisiko, dan kurang menjanjikan masa depan. Pandangan ini menjadi salah satu faktor rendahnya minat generasi muda terhadap sektor maritim.

“Padahal sektor maritim saat ini sudah berkembang sangat luas. Ada industri pengolahan, teknologi, riset, logistik, hingga inovasi yang membuka peluang besar bagi generasi muda,” jelasnya.

Menurut Prof. Achmad Tjachja, perubahan cara pandang terhadap laut menjadi hal mendesak. Laut harus diposisikan sebagai ruang masa depan yang menjanjikan, bukan sekadar ruang kerja tradisional. Perubahan narasi ini dinilai penting untuk mendorong keterlibatan generasi muda.

Dalam konteks tersebut, pendidikan kembali menjadi kunci. Pendidikan bahari harus menjadi jembatan antara potensi laut Indonesia dan kemampuan sumber daya manusia untuk mengelolanya secara berkelanjutan. Pendidikan tidak hanya mencetak tenaga kerja, tetapi membentuk karakter dan cara pandang kebangsaan.

Indonesia saat ini berada dalam fase bonus demografi, di mana mayoritas penduduk berada pada usia produktif. Prof. Achmad Tjachja menilai kondisi ini sebagai peluang besar untuk mendorong transformasi ekonomi dan pertahanan maritim nasional.

Namun, peluang tersebut hanya dapat dimanfaatkan jika ada arah kebijakan yang jelas dan konsisten.

“Laut adalah ruang hidup bersama. Menjaganya bukan hanya tugas negara, tetapi tanggung jawab seluruh elemen bangsa,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Hang Tuah, Fera Muhamad Ali, dalam sambutannya menegaskan bahwa pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi maritim yang sangat besar yang harus didukung oleh generasi muda berwawasan bahari.

“Pendidikan bermutu tidak bisa dibebankan kepada satu pihak saja. Dibutuhkan partisipasi semesta agar cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud secara berkelanjutan,” ujar Fera.

Ia menjelaskan bahwa dunia pendidikan saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama bagi sekolah swasta.

Keterbatasan sumber daya manusia, sarana prasarana, serta tuntutan adaptasi teknologi menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi bersama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X