Fenomena Tawuran di Bulan Suci Ramadhan: Persepektif Ketahanan Nasional

photo author
- Selasa, 4 April 2023 | 17:22 WIB
Ilustrasi Tawuran yang dilerai Polisi
Ilustrasi Tawuran yang dilerai Polisi

Contoh daerah Jakarta Utara yang rawan tawuran yaitu Warakas, Koja, Lagoa, Kalibaru dan Cilincing.

Bahkan akhir ini kita mendengar berita tawuran di Kalibaru Cilincing yang melukai anggota polisi saat melakukan pengamanan, tawuran perang sarung di Lagoa, tawuran di Kelurahan Koja dan tawuran di Jalan Karamat Jaya Depan kantor PCNU Jakarta Utara.

Umumnya sering terjadi pada waktu dini hari hingga menjelang sahur.

Kenapa Tawuran Sering Terjadi di Bulan Puasa

Sebenarnya tidak ada kaitannya bulan puasa dengan tawuran, karena tawuran bisa terjadi kapan aja asal ada pemicunya yaitu adanya saling ejek antar golongan, atau aksi saling balas dendam karena faktor pengaruh egosentrisme atau saling gagah-gagahan.

Namun alasan yang paling umum karena bulan puasa itu banyak waktu luang, utamanya pada malam hari sehingga muncul adanya pertemuan-pertemuan yang tidak langsung atau dalam istilah sosiologi disebut eclective affinity.

Baca Juga: Patroli Ramadhan Polsek Kepulauan Seribu Selatan Juga Sambangi Warga

Hal ini lah kemudian disalahgunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk mengadakan pertemuan yang berujung pada aksi pergesekan atau tawuran.

Jadi ini relasinya eklektif, anak muda sering nongkrong hingga larut malam bahkan kebiasaan bulan puasa ini sering mengadakan sahur on the road dengan kelompok mereka dan kelompok lain juga mengadakan hal sama.

Mirisnya terkadang anak muda seringkali melakukan keonaran pada saat-saat jam sahur ini entah alasan ingin membangunkan warga untuk sahur atau lainnya.

Sehingga muncul kelompok lainnya melakukan hal sama dan inilah sering menimbulkan peluang terjadinya kelompok itu dalam waktu sama dimanfaatkan sebagian orang untuk tawuran.

Faktor Lain Penyebab Tawuran

Tawuran terjadi bukan hanya karena keinginan, melainkan juga karena faktor lingkungan sekitar yang tidak memberikan pengertian serta edukasi pemahaman yang baik bahwa tindak kekerasan bukanlah jalan keluar menyelesaikan persoalan.

Sehingga mereka lebih mengutamakan emosi dan faktor lingkungan yang menjadi alasannya adalah kecenderungan terhadap media sosial.

Di era digital ini, remaja memiliki ketergantungan terhadap gawai internet atau gadget sehingga ketika ada fenomena tawuran seringkali mereka membagikannya di media sosial.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X