Edisi.co.id-Tidak bisa dipungkiri bahwa anak muda Indonesia memiliki semangat bersaing yang tinggi, baik secara positif maupun negatif.
Hal ini dapat dibuktikan dengan berita mengenai pelajar yang mengharumkan nama Indonesia di ajang-ajang nasional dan internasional.
Tetapi, di satu sisi sangat membanggakan, di sisi lain muncul berita mengenai tawuran antarpelajar, antar pemuda atau antar geng.
Budaya tawuran di Indonesia dapat dikatakan sebagai fenomena sosial yang kurang baik dan tidak diinginkan.
Budaya tawuran seringkali diperkuat oleh sejumlah faktor, seperti perbedaan politik, rasial, atau agama.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Santri Melakukan Khataman Al Quran Berjamaah di Dufan Ancol
Dan umumnya tawuran itu pengungkapan ekspresi dari kelompok subkultur tertentu sebagai ajang eksistensi kelompok di atas kelompok lainnya atau mereka tawuran atas nama solidaritas.
Bisa jadi karena mengatasnamakan solidaritas, mereka yang ikut hanya ikut-ikutan dan belum jelas betul pokok permasalahannya.
Meski begitu, tak sedikit anak-anak muda remaja yang ingin menunjukkan eksistensi dengan mengikuti ajang perkelahian unfaedah ini.
Remaja tersebut sedang mencari jati diri dimana melihat tawuran sebagai ajang 'gagah-gagahan', mereka dengan bangga dan berwajah 'digarang-garangkan' menyatroni satu sama lain.
Masyarakat kita sebenarnya sudah resah melihat tawuran dilakukan anak muda karena jelas menimbulkan banyak efek negatif di lingkungan sekitar.
Tentu kasus ini termasuk indikasi yang serius dalam permasalahan problematika sosial dan perlu ditangani secara serius juga agar bisa memitigasi risiko dan segala kemungkinan yang timbul akibat tawuran ini, bisa jadi nyawa melayang.
Baca Juga: Merasa Tidak Wajar Dicopot Ketua KPK, Brigjen Endar Priantoro Melawan
Kasus tawuran yang terjadi di Jakarta Utara akhir-akhir ini menyisakan keprihatinan dan kemirisan yang amat mendalam, kenapa?
Karena bulan puasa ini seharusnya menjadi ajang untuk berlomba dalam kebaikan dan memohon ampunan kepada yang Maha Kuasa bukan berlomba saling mengekpresikan egonya untuk menunjukkan eksistensi sosial, karena itu jelas salah.!
Artikel Terkait
Hasil Pantauan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Rawamangun Stabil
Kementerian Perhubungan Melakukan Pendataan Gratis Bagi 178 Kapal Nelayan Di Kepulauan Riau
Mengenal Profil Lengkap Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo
KAI Sukses Jual 12.700 Tiket di Event KAI Access Ramadan Festive 2023
Polres Kepulauan Seribu Melakukan Pengamanan Dermaga Marina Ancol Setiap Hari