“Di langit”, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu seperti Nabi Isa As yang disebut Yesus oleh umat Kristen, Nabi Musa As yang diakui pula oleh umat Yahudi, serta para nabi lainnya.
Muhammad Saw merupakan Nabi sekaligus Rasulullah yang membawa risalah langit ke bumi, membawa risalah Sang Pencipta kepada seluruh umat manusia.
Kejadian Isra’ menandai pula bahwa Muhammad Saw adalah nabinya dua kiblat (Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa), Imam Masyriqain dan Imam Maghribain.
Isra’ Mi’raj bukanlah mimpi atau sekadar perjalanan ruhani. Isra’ Mi’raj adalah mukjizat yang benar, yang dilakukan dengan menyertakan tubuh dan ruh Nabi sebagai layaknya manusia.
Itulah sebabnya, persitiwa ini menjadi ujian keimanan, khususnya bagi para pengikut beliau sendiri.
Seandainya peristiwa yang menyertai Isra’ dan Mi’raj hanya melibatkan ruh, atau cuma mimpi, niscaya tidak ada keanehan bagi yang mendengarnya. Di dalam mimpi, manusia terbiasa melihat sesuatu yang tidak sesuai kenyataan atau tidak terlintas dalam fikiran.
Seandainya Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan ruhani atau cerita dari alam mimpi, tentu Nabi akan mengatakan bahwa itu adalah wahyu. Mereka pun akan menyamakannya dengan wahyu yang biasa datang kepada beliau.
Bagi umat Islam, salah satu pembuktian mengimani mukjizat tersebut adalah dengan menerima “oleh-oleh” dari perjalanan yang menakjubkan itu; menjalankan shalat lima waktu dalam sehari semalam.***
)*Motivator dan Dosen