Oleh : Dr. Sopian Mohammad
Peristiwa Isra dan Mi’raj yang diyakini bertepatan dengan tanggal 17 Juni – tahun ke-10 atau ke-11 dari kenabian – , tentunya tidak hanya berkenaan dengan turunnya perintah shalat lima waktu.
Melalui peristiwa Isra’, terlebih-lebih Mi’raj, Nabi Muhammad Saw menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang paling besar dan mengagumkan.
Beliau melihat langit dan bumi secara lebih jelas. Beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, dilanjutkan hingga ke tempat tertinggi di langit, Sidratul Muntaha, hanya dalam waktu amat singkat, semalam.
Dalam perjalanan luar biasa itu, Allah Swt memperlihatkan kepada Nabi Saw berbagai kejadian yang kesemuanya menunjukkan kebesaran Allah Swt.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra : 1)
“Sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 1-18)
Baca Juga: Tinjauan Kajian Ayat Quran tentang Isra dan Miraj
Isra’ Mi’raj merupakan jamuan kemuliaan dari Allah Swt. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan penghibur hati sesudah beliau ditinggal wafat istri tercinta (Khadijah) dan paman yang senantiasa melindungi (Abu Thalib), serta ketika dirinya mengalami penghinaan, penolakan, dan pengusiran dari penduduk Thaif serta sikap permusuhan kaum Quraisy Makkah.
Pengalaman Isra’ Mi’raj mengandung makna yang sangat dalam. Di balik peristiwa ini, mengesankan bahwa kedudukan Nabi Muhammad Saw sangat “istimewa” di hadapan Allah Swt.
Di antara keistimewaan lain di samping sebagai “jamuan” atau “penghibur lara” di kala beliau berduka, sang Nabi ternyata memilih kembali ke bumi dari pada mengajukan diri hidup bahagia “di langit”.
Padahal di bumi, beliau harus menanggung beratnya penentangan kaum kafir yang memusuhi dakwah beliau. Karena semangat dakwahnya yang luar biasa serta kemuliaannya itulah Allah pun bershalawat atas Nabi Saw. Sekali lagi, beliau sangat istimewa dalam pandangan-Nya.
Baca Juga: Tips yang Bisa Kamu Jika ingin Menjalankan Sebuah Bisnis
Isra’ Mi’raj juga kian menegaskan kedudukan beliau yang sesungguhnya. Muhammad Saw bukanlah pemimpin dari komunitas, suku, bangsa, atau negara tertentu.
Artikel Terkait
Apa Saja Perbedaan Sesak Nafas Karena Infeksi Paru dan Pilek? Ini Penjelasannya
Harus Tau! Ini Dia Gaya Hidup Yang Sehat Untuk Penderita Diabetes
Bisa Sebabkan Kerusakan Organ Hingga Kematian, Yuk Kenali Diare Rotavirus
Manfaat Cuka Sari Apel Bagi Tubuh Yang Perlu Kamu Tahu
Memiliki Manfaat Yang Tinggi Untuk Kesehatan, Ini Dia Buah Yang Murah Tapi Banyak Manfaatnya!