Tinjauan Kajian Ayat Quran tentang Isra dan Miraj

photo author
- Sabtu, 31 Desember 2022 | 12:10 WIB
Ilustrasi Isra Mi'raj
Ilustrasi Isra Mi'raj

 

  Oleh : Sopian Muhammad*

Dalam Al-Qu’ran ditegaskan;

Ayat Quran yang menjelaskan tentang proses Isra Miraj Nabi Muhamad SAW
Ayat Quran yang menjelaskan tentang proses Isra Miraj Nabi Muhamad SAW

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah diberkahi sekelilingnya oleh Allah agar Kami perhatikan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS.Al- Isra:1).

Menurut tinjauan Agus Mustofa (2006:11), paling tidak terdapat 8 kata kunci yang menuntut pemahaman terhadap peristiwa mukjizat ini.

Pertama, ayat tersebut diawali dengan kalimat “subhaana” atau “mahasuci” yang mengisyaratkan betapa luar biasanya kejadian itu.

Keluarbiasaan tersebut tentunya untuk diyakini karena Allah Maha Kuasa. Bukan sesuatu yang harus menimbulkan pertentangan apalagi pengingkaran.

Baca Juga: Tips Manajemen Cinta Keluarga Muslim : Hindari Perselingkuhan Antara Suami-Istri

Kedua, dalam kata “asraa”, “yang telah memperjalankan”. Kalimat ini menegaskan bahwa perjalanan Isra Mi’raj bukanlah kehendak, kemauan, atau rekayasa Rasulullah Saw, melainkan atas kuasa dan kehendak Allah. Sebab, tanta kuasa dan kehendak-Nya, tidak mungkin hal itu bisa terjadi.

Ketiga, terdapat kata “‘abdihi”, “hamba-Nya”. Tingkatan hamba inilah tampaknya yang menjadi “penentu”. Dan, Muhammad Saw adalah “hamba-Nya” yang terpilih untuk menerima mukjizat ini.

Keempat, terdapat kata “laila” atau “malam hari”. Ini berarti, peristiwa Isra’ Mi’raj berlangsung bukan di siang hari.

Logisnya; radiasi sinar matahari di siang hari sangat kuat sehingga bisa membahayakan fisik Nabi Saw.

Dengan demikian, perjalanan di malam menjadi lebih aman. Menurut Mustofa, suasana malam memberikan kondisi yang baik untuk menempuh perjalanan itu.

Kelima, dalam kalimat “Minal masjidil haram ilal masjidil aqsha” atau “dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha” menunjukkan bahwa perjalanan ini dimulai dari satu masjid ke masjid yang disucikan.

Keduanya adalah masjid yang memiliki nilai historis yang kuat terkait dengan kehadiran agama-agama samawi (langit) sebelum Islam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X