Menjadi Orang Baik itu Jauh Lebih Penting

photo author
- Sabtu, 31 Desember 2022 | 09:03 WIB
Menjadi orang baik itu penting
Menjadi orang baik itu penting

 

 

Oleh: Sopian Muhammad*

John Cassis, President of Cassis Group, grup perusahaan yang mengkhususkan diri dalam motivasi bisnis dan team building, mengatakan, “It's nice to be important, but it's more important to be nice”.

Ungkapan ini dapat dimaknai bahwa; menjadi orang baik itu lebih penting dibandingkan dengan menjadi orang penting sekalipun.

Menjadi baik saja ternyata belum cukup. Orang yang baik mestinya juga kuat atau tidak lemah (tobe kind but not weak).

Dalam kepemimpinan, bersikap baik tapi tidak “lemah” berbanding lurus dengan ketegasan berkomitmen.

Banyak pemimpin yang pada dasarnya baik namun lemah dalam mencontohkan praktik-praktik kepemimpinan teladan akibat terpengaruh keinginan atau bujukan negatif/destruktif orang-orang terdekat.

Baca Juga: Keutamaan Tradisi Maaf Memaafkan

Diriwayatkan, pasca memenangkan suatu peperangan, kaum muslimin memiliki banyak harta rampasan perang (ghanimah), termasuk para tawanan yang menurut tradisi otomatis berada dalam kekuasaan pihak yang memenangkan perang.

Di antara para tawanan perang itu adalah kaum perempuan. Namun demikian, mereka berada dalam jaminan Nabi Muhammad Saw untuk diperlakukan secara baik.

Putri Nabi yang bernama Fatimah, meminta kepada beliau seorang tawanan wanita untuk dijadikan pembantu mengingat dirinya tengah menghadapi beratnya beban beragam pekerjaan di rumah yang harus dilakukannya.

“Puteriku, semua kekayaan dan tawanan perang itu adalah milik kaum muslim. Tugas ayah hanyalah mengumpulkan dan membagi-bagikannya kepada yang berhak.

Sedangkan engkau bukan termasuk yang memiliki hak, anakku. Ayah tidak bisa memberimu sesuatu pun dari aset negara ini,” jelas Nabi Muhammad Saw dengan penuh kelembutan.

Kendati sang pemimpin ini sangat menyintai dan memahami keadaan putrinya, tetapi, beliau tidak mau bersikap lemah dalam menegakan prinsip.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X