Menjadi Orang Baik itu Jauh Lebih Penting

photo author
- Sabtu, 31 Desember 2022 | 09:03 WIB
Menjadi orang baik itu penting
Menjadi orang baik itu penting

Tanpa mengurangi kecintaan kepada buah hatinya, Muhammad Saw menjelaskan,  “Dunia ini adalah tempat untuk beramal.

Lakukan tugas-tugasmu dengan baik. Jika engkau merasa lelah, ingatlah Allah dan mintalah pertolongan-Nya. Dia akan memberimu ketabahan dan kekuatan.”

Baca Juga: Kedudukan Sang Nabi Muhammad SAW di Balik Isra Miraj

Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dalam riwayat ini mencontohkan praktik kepemimpinan yang baik dan membaikan.

Kebaikan yang membaikan ini terjadi berkat ketegasan yang beliau terapkan.

Tatkala orang terkasihnya memohon sesuatu yang bukan haknya, pemimpin umat Islam ini secara tegas menolaknya.

Padahal beliau mengetahui, puterinya itu sangat membutuhkan, apalagi sesuatu yang dimintanya memang ada.

Nabi Muhammad Saw menyadari, dirinya tidak boleh “lemah” meskipun dapat membuat puterinya sedih  – karena permohonan yang sebenarnya “wajar” itu ditolaknya. Tetapi itulah tantangannya.

Tantangan sebagai pemimpin yang tegas sekaligus seorang ayah untuk tetap berbuat baik kepada anak yang amat dicintai, tanpa menodainya dengan memberikan sesuatu yang bukan haknya.

Dilandasi kasih sayang yang suci, beliau menguatkan hati putrinya agar bersabar serta yakin dengan pertolongan dari-Nya. Allah Swt senantiasa beserta orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqarah : 153)

 

Menguatkan Hati dalam Kebaikan

Nabi Muhammad Saw sengaja menguatkan kekuatan hati putrinya dengan sebuah kata kunci; “bersabar”. Kesabaran merupakan penguat hati, termasuk penguat hati agar tidak kecewa atau menunjukan perilaku destruktif, di saat keinginan tidak membuahkan kenyataan karena menyangkut hak orang lain.

 “Barangsiapa berusaha sabar, Allah akan menjadikannya sabar. Barangsiapa merasa kaya, maka Allah pun akan mengayakannya. Dan sungguh, tidaklah kalian diberi sesuatu yang lebik baik dan lebih lapang dari kesabaran" (HR. Bukhari).

 “Sungguh, amat mengagumkan keadaan orang mukmin karena semua urusan baik baginya. Apabila dirinya memperoleh nikmat (kebahagiaan), maka dia bersyukur, sehingga ini menjadi kebaikan baginya. Seandainya ditimpa musibah, dia bersabar, hal itu menjadi kebaikan baginya” (HR. Muslim).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X