berita

Dampak Politik Gempa Turki-Suriah, Begini Ulasannya

Kamis, 16 Februari 2023 | 07:33 WIB
Gempa di Suriah (deras.id)

Secara politik, gempa besar yang terjadi di Turki berpotensi menimbulkan dampak politik yang paradoks bagi Turki dan Suriah. Lebih tepatnya Recep Tayyip Erdogan sebagai presiden Turki dan Bashar Al-Assad sebagai presiden Suriah.

Bagi Erdogan, gempa besar itu tidak hanya menghancurkan sebagian negaranya, tapi juga bisa memorak-porandakan strategi politiknya untuk tetap menjadi orang nomor satu di negeri Ottoman itu. Menurut sebagian pengamat di kawasan, pemilu yang direncanakan Mei ini akan cukup berat bagi Erdogan dan partainya (Partai Keadilan dan Pembangunan/AKP) untuk mempertahankan kekuasaannya.

Kondisi Turki sebelum gempa besar juga tidak terlalu menguntungkan Erdogan. Ekonomi Turki sangat terpuruk dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu contohnya, inflasi sempat mencapai 85,51 persen (CNNIndonesia, 3/11/22).

Sementara secara politik dan keamanan, kondisi Turki juga tidak terlalu menggembirakan. Keberadaan kelompok-kelompok perlawanan Kurdi yang semakin kuat terus merongrong pemerintahan Erdogan. Bahkan, pemerintahan Turki menuduh kelompok Kurdi itu berada di balik serangan terorisme di Istanbul pada November lalu.

Sudah pasti pemerintahan Turki hendak membumihanguskan dan membebaskan diri dari ancaman kelompok Kurdi ini. Tapi, itu tidak mudah, mengingat sebagian dari kelompok ini dipercaya AS dan sekutunya sebagai mitra dalam menghadapi ISIS di Suriah.

Baca Juga: Ciderai Rasa Keadilan dan Beratkan Jamaah, Fraksi PKS Tolak Penetapan Biaya Haji 2023

Upaya Turki menghadapi perlawanan kelompok Kurdi tak jarang berhadapan dengan AS dan sekutunya. Walaupun dalam hal yang lain Turki juga menjadi salah satu sekutu AS.

Kondisi terbalik justru dialami Suriah, khususnya bagi Bashar Al-Assad. Gempa ini memang menghancurkan sebagian wilayah Suriah. Namun, Al-Assad bisa mendapatkan keuntungan secara politik dari gempa itu, yakni pengakuan kembali masyarakat internasional secara perlahan. Paling tidak, masyarakat internasional saat ini mulai mengkaji secara serius untuk membuka akses ke Suriah demi misi kemanusiaan sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Bila misi kemanusiaan benar-benar masuk ke Suriah (kemungkinan besar akan terjadi), suka atau tidak, hal itu akan berdampak terhadap pengakuan kembali atas pemerintahan Al-Assad. Sebab, sampai hari ini tidak ada otoritas lain yang berkuasa di Suriah kecuali Bashar Al-Assad.

Kritik keras Al-Assad terhadap AS yang tak mau berkoordinasi dengan pemerintahannya dalam membantu korban gempa bisa dipahami sebagai upaya Al-Assad mendapatkan dampak positif dari gempa. Sementara sikap Erdogan yang sempat mengkritik balik mereka yang menuduh pemerintahannya tidak membantu para korban secara baik bisa dipahami sebagai upaya untuk menghindarkan diri dari dampak buruk gempa.

Baca Juga: Biaya Haji Disepakati Rata-rata Rp90 Juta, Menag Ingatkan Keberlangsungan Nilai Manfaat

Inilah yang penulis sebut sebagai dampak politik yang bersifat paradoks dari gempa di Turki dan Suriah. Di satu sisi, gempa ini adalah musibah, tidak hanya bagi keluarga korban, tapi juga bagi kemanusiaan global. Tapi, di sisi yang lain, gempa ini juga bisa menimbulkan dampak politik yang bahkan bisa bersifat paradoks, khususnya bagi Al-Assad dan Erdogan sebagai pemimpin di Suriah dan Turki. ***

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB