Dampak Politik Gempa Turki-Suriah, Begini Ulasannya

photo author
- Kamis, 16 Februari 2023 | 07:33 WIB
Gempa di Suriah (deras.id)
Gempa di Suriah (deras.id)

Edisi.co.id  - Gempa besar yang menimpa sebagian Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 menjadi perhatian dunia. Korban meninggal diperkirakan lebih dari 36.000 jiwa dan ratusan ribu luka-luka (Al-jazeera)

Angka-angka itu diperkirakan masih bertambah seiring pencarian yang terus digencarkan. Bahkan, mengutip pernyataan salah satu pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait aksi kemanusiaan, koran terbesar berbahasa Arab memperkirakan jumlah meninggal akan mencapai 50 ribu orang (Aawsat.com, 12/3).

Kondisi cuaca yang ekstrem dingin membuat kondisi korban semakin berat. Warga Suriah korban gempa ini bisa dikatakan mengalami keadaan yang paling berat. Mengingat wilayah ini acap terisolasi sebagai akibat dari strategi koalisi global Amerika Serikat (AS) untuk mengalahkan ISIS yang pernah berkuasa di wilayah ini.

Sebagaimana dimaklumi, gempa di sebagian wilayah Turki Selatan itu berbatasan dengan Suriah Utara. Wilayah ini dahulu menjadi lalu-lalang dan basis dari kelompok teroris internasional ISIS.

Sebagai bagian dari strategi memenangkan perang (melawan ISIS dan rezim Bashar Al-Assad), banyak bagian di Suriah yang ditutup dan diisolasi. Khususnya di wilayah Suriah yang berbatasan langsung dengan Turki.

Baca Juga: Pengungsi Suriah Pasca Gempa, dari Sikap Rasis hingga Komoditi Politik

Dilema Kemanusiaan

Hasibullah Satrawi, Pengamat politik Timur Tengah dan dunia Islam dalam sebuah kolomnya yang berjudul “Dampak Politik Gempa Turki-Suriah” (14/2/2023) menulis, dalam beberapa hari terakhir, komunitas internasional banyak membahas dilema kemanusiaan untuk korban gempa di wilayah Suriah yang dahulu menjadi salah satu basis dari ISIS.

Apakah akan dibuka untuk mempermudah akses masuk bagi bantuan internasional atau tetap ditutup untuk mengantisipasi bangkitnya kembali kekuatan ISIS. Menurut salah satu berita, ada beberapa tahanan ISIS yang berhasil kabur dari penjara akibat gempa besar itu.

Secara kemanusiaan, akses masuk ke wilayah ini sejatinya perlu dibuka untuk memudahkan bantuan internasional. Tapi, secara keamanan, pembukaan akses ini rawan dimanfaatkan untuk kepentingan di luar aksi kemanusiaan. Inilah titik dilema yang harus dikaji secara sempurna.

Dalam hemat penulis, bantuan kemanusiaan bisa dimasukkan ke Suriah melalui pembukaan akses terbatas dan diawasi secara ketat. Hal ini penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran pada korban gempa. Bukan justru jatuh ke kelompok pendukung ISIS yang bisa digunakan untuk menggalang kekuatan dan bangkit kembali.

Hal yang harus diperhatikan, kelompok ekstrem seperti ISIS tidak asing dengan penggunaan aksi-aksi kemanusiaan sebagai kedok untuk menyelipkan misi politiknya. Bahkan, atas nama misi kemanusiaan, kelompok seperti ISIS bisa memasukkan para pendukungnya secara leluasa.

Baca Juga: Keputusan UEFA tentang Pembelian Manchester United yang Diragukan akan Disetujui

Dampak Politik

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ilham Dharmawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X