Jika tidak “berat”, maka bukan jihad namanya! Oleh karena itulah, selain cerdas secara pemikiran, harus juga terwujud mentalitas "siap-sedia berkorban" pada setiap kader Pemudi PERSIS.
Tentu saja, keberadaan barisan pelopor dalam setiap harakah pergerakan sangat penting, bahkan teramat krusial. Jika demikian dibutuhkan, lalu strategi apa yang harus dikonsep dan dirumuskan formatnya oleh Jam'iyyah? Inilah persoalan krusial selanjutnya. Bahkan lebih krusial untuk mengejawantahkan keinginan dan idealisme hadirnya kader-kader pelopor yang dibutuhkan jam'iyyah itu.
Baca Juga: Wamenag : Islam Memuliakan Perempuan dan tidak Bisa Disamakan Konsep Barat
Hari ini (Rabu, 21/12/22), Pemudi Persatuan Islam (PERSIS) melaksanakan Muktamarnya yang ke-12. Tasykil baru akan segera terbentuk untuk masa jihad 2022-2027. Sebuah era yang krusial. Para kader Pemudi PERSIS akan menapakai tahun-tahun perdana pada abad kedua gerakan Persatuan Islam (PERSIS) di tanah air. Apakah tahun-tahun ini akan menjadi landasan bagi sebuah era tinggal-landas Pemudi PERSIS? Kita akan tunggu gagasan-gagasan bernas kader Pemudi Persatuan Islam (PERSIS) dari panggung Muktamar 2022 di Soreang ini, insya Allah.
Bagi para kader Pemudi Persatuan Islam (PERSIS), selamat bermuktamar!
Jadilah kader-kader pelopor Jamiyyah yang sesungguhnya.
PIF
Merdeka-Grt, 211222
Be a Bee!
Artikel Terkait
Dari Awal Gempa Cianjur, Sigab PERSIS Masih Bertahan Bantu Penyintas, Saat Ini Fokus Bangun Huntara
Penguatan Kaderisasi Berkualitas, PERSIS Launching Program AHSC dan Canangkan 100 Doktor Kader Jamiyyah
Tanamkan Jiwa Kedisiplinan dan Kemandirian, 254 Santri Pesantren PERSIS 69 Matraman Ikuti Mukhoyam
Dari Konfrensi Ulama Asean di Bali, Ketum PERSIS Sampaikan Salamat Muktamar ke XII Pemudi PERSIS di Bandung