khazanah

Ngerahul 6

Senin, 6 Mei 2024 | 11:36 WIB
KH. Syamsul Yakin (Wakil Ketua MUI Kota Depok) Penulis Makna Merdeka Menurut Pandangan Islam

 

DOKOH

Oleh: Syamsul Yakin

Ketua Umum Ikatan Cedekiawan Betawi (ICB)

Edisi.co.id - Dokoh itu bukan doyan. Tapi lebih dari doyan. Dokoh termasuk kategori yang getem terhadap makanan. Dokoh tidak bisa disamakan dengan kemaruk. Sebab kemaruk diawali dengan satu peristiwa sebelumnya. Orang bangun sakit lalu getem sekali makannya, itulah yang disebut kemaruk. Persis seperti ayam yang baru turun dari petarangan, mengerami telurnya hingga menetas jadi pitik lalu makan. Anda pernah kemaruk?

Jadi dokoh lebih dekat maknanya dengan getem ketimbang kemaruk. Persamaannya, baik dokoh, getem, dan kemaruk bukan saja terhadap makanan, tapi juga terhadap harta, tahta, dan wanita. Orang yang doyan banget kepada semua itu, dapat dikatakan dia dokoh, getem, dan kemaruk. Orang yang kemaruk kekuasaan, bisa jadi dulunya tidak pernah punya kesempatan untuk duduk jadi pejabat, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Dokoh dikatakan bukan hanya doyan. Alasannya, kalau doyan masih normal. Misalnya doyan terhadap makanan. Orang yang doyan terhadap sesuatu umumnya masih suka berbagi. Sementara dokoh itu selain doyan, juga koret dan serakah. Koret itu sifat tidak ingin memberi. Kalau serakah lebih dari pelit, sebab apa saja yang ada pada orang lain, ingin dikuasainya atau diambilnya untuk dimiliki. Dokoh itu suka nyubit tapi tidak mau dicubit.

Baca Juga: Tingkatkan Ruhani Karyawan, Perhutani Jabar-Banten dan Sinergi Foundation Jalin Kolaborasi Dakwah Perkantoran

Dokoh itu juga bisa dibayangkan dengan seseorang yang rakus, paling dulu di anterian makan. Usai makan, matanya melirik makanan lain yang bisa dijambaknya. Orang yang dokoh dapat digambarkan seperti monyet: di mulutnya masih ngapluk-ngapluk penuh makanan, sementara di tangan kanan dan kirinya digenggam erat berbagai macam minuman dan buah-buahan. Namun orang yang dokoh tidak bisa dibayangkan awaknya gembrot. Orang kecil dan tipis bisa jadi dokoh.

Orang yang dokoh ketika makan terburu-buru. Makannya menggunakan lima jari sekaligus. Sementara tangan kirinya memegangi kerupuk, gorengan, atau cabe rawit. Orang yang dokoh dapat dipastikan tidak memapak makanannya hingga 30 kali papakan, seperti dilakukan oleh seorang sastrawan Motinggo Boesje. Selanjutnya, dokoh bukanlah gembul. Lebih dari gembul. Bekas orang dokoh makan seperti bekas tentara perang, berantakan.***

Tags

Terkini

Pahala Sholat Idul Adha

Minggu, 16 Juni 2024 | 19:42 WIB

Ngerahul 6

Senin, 6 Mei 2024 | 11:36 WIB

Ngerahul 1 : Mancing Bakot

Sabtu, 27 April 2024 | 19:25 WIB

Hari Ketiga Lebaran, Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 12 April 2024 | 05:50 WIB

Berpuasa Adalah Berbekal

Senin, 25 Maret 2024 | 13:07 WIB

Kesombongan, Dosa Pertama Makhluk Tuhan

Jumat, 16 Juni 2023 | 08:39 WIB

Menakjubkan Muslim yang Tenang Hadapi Ujian

Rabu, 7 Juni 2023 | 15:00 WIB

Melihatlah Ke Bawah

Selasa, 23 Mei 2023 | 23:39 WIB

Benarkah Dunia Bagi Mukmin Ibarat Penjara ?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:55 WIB

Kok Sabar Melulu Sih?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:43 WIB