عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Amr ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.”
Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
Dalam hadits ini terdapat dua perintah penting yaitu Berimanlah & Istiqomahlah.
Artinya seorang muslim tidak bisa merasa aman pada status ke Islaman nya saja.
Meskipun dia menjalani rukun-rukun Islam, tetap saja akan berpotensi tertolak jika tidak di landasi dengan iman.
Baca Juga: Hikmah Puasa ke 14, Tidak Ada Yang Sempurna Segera Perbaiki dengan Taubat dan Berbuat Kebaikan
Kemudian seorang muslim sudah beribadah dengan berlandaskan Iman, maka Nabi Muhammad memerintahkan untuk mengistiqomahkan semua ibadah dan iman tersebut.
Dan mengistiqomahkan itu semua bisa dijadikan sebagai bentuk upaya mempertahankan iman yang naik turun kadarnya.
Dengan demikian Islam saja tidak cukup, tapi harus dilandasi dengan iman dan terus menerus di istiqomahkan dalam kehidupan. Agar penghambaan kita lebih sempurna dihadapan Allah SWT.
Imam Abdul qosim al qusoiri pernah mengatakan bahwa istiqomah itu adalah penyempurna dalam setiap urusan (ibadah).***
(Penulis : Ustadz M. Apip Alpian)