Prabowo Canangkan ‘Sekolah Rakyat’ di Jabodetabek, Nama yang Mirip pada Zaman Belanda Namun Kini Berbeda Tujuannya

photo author
- Rabu, 22 Januari 2025 | 17:17 WIB
Presiden Prabowo
Presiden Prabowo


Edisi.co.id - Presiden RI, Prabowo Subianto akan membangun sekolah rakyat khusus untuk anak dari keluarga tidak mampu.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menuturkan rencana Prabowo dalam membangun sekolah rakyat tersebut berada di bawah kewenangan Kementerian Sosial.

"Presiden juga ingin membuat sekolah khusus untuk anak-anak yang tidak mampu, tetapi masih di bawah naungan orang tua dibina langsung khusus dalam sekolah rakyat," tutur Cak Imin kepada awak media di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 3 Januari 2025.

Baca Juga: 3 Fakta Kasus Kekerasan yang Dialami Artis Asal China Zhao Lusi, Salah Satunya Kebiasaan Memendam Perasaan Sendiri

Menko PMK itu mengatakan bahwa program sekolah rakyat tersebut masih diuji coba di tiga titik di wilayah Jabodetabek.

"Baru tiga titik dahulu. Jabodetabek," sebut Cak Imin.

Sekolah rakyat itu akan mengutamakan siswa dari keluarga tidak mampu dan tergolong miskin ekstrem.

Terkait jenjang pendidikan, Cak Imin menekankan sekolah rakyat tersebut akan berbentuk seperti sekolah asrama (boarding school) sehingga gizi siswa dapat terjamin.

"Sebetulnya yang diutamakan boarding school-nya yang paling penting sehingga gizinya tertangani," tegasnya.

Di sisi lain, pemerintah masih terus menguji coba sekolah rakyat tersebut tanpa dipungut biaya.

Berkaca dari hal itu, kini pendidikan di Indonesia dapat dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), kemudian siswa melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pendidikan di Indonesia pada masa sekarang juga telah menjadi hak masyarakat dan bukan hanya keistimewaan para kaum bangsawan.

Jika menilik sejarah pada masa lalu, maka akan tampak masa penjajahan Belanda dan Jepang yang membangun sekolah hanya dikhususkan bagi kaum elit di Indonesia.

Kala itu, pendidikan hanya dinikmati kaum ningrat dan priyayi dan seiring waktu masyarakat umum lambat laun dapat merasakan pendidikan mulai dari membaca dan berhitung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X