Edisi.co.id - Rapat kreditur dalam kepailitan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) menyepakati bahwa perusahaan tidak akan melanjutkan usahanya atau going concern.
Keputusan ini diambil karena PT Sritex dalam kondisi insolven, yang berarti tidak memiliki cukup dana untuk melunasi utangnya.
Keputusan Berdasarkan Kondisi Keuangan
Hakim Pengawas Pengadilan Niaga Semarang, Haruno Patriadi, dalam rapat kreditur kepailitan PT Sritex di Semarang, Jumat 28 Februari 2025 menyatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada kondisi yang telah dipaparkan oleh kurator dan debitur pailit.
"Tidak mungkin dijalankan going concern dengan kondisi yang telah dipaparkan oleh kurator maupun debitur pailit," ujarnya.
Kurator kepailitan PT Sritex, Denny Ardiansyah, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah 21 hari waktu yang diberikan untuk berembuk dengan debitur pailit.
"Hasil pertemuan dengan debitur sudah disampaikan tidak ada going concern," katanya.
Denny juga mengungkapkan beberapa pertimbangan utama dalam keputusan ini, di antaranya tidak adanya modal kerja, kebutuhan tenaga kerja, biaya produksi yang tinggi, serta risiko kerugian terhadap harta pailit jika usaha tetap dilanjutkan.
Proses Pemberesan Utang
Dengan tidak adanya keberlanjutan usaha, langkah berikutnya adalah eksekusi harta pailit.
Kurator akan melakukan penaksiran harga dengan bantuan akuntan independen, sebelum melelang aset tersebut guna membayar utang.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, mengakui bahwa hasil rapat kreditur ini tidak sesuai dengan harapan.
"Namun, sebagai warga negara yang taat hukum, kami menghormati putusan pengadilan," ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para karyawan yang telah setia membangun perusahaan tekstil tersebut selama lebih dari 58 tahun.
Artikel Terkait
Isu Pertamax Oplosan Sampai ke Telinga Presiden: Lagi Diurus, Kita Bersihkan!
4 Jenis BBM Pertamina ini Ternyata Tak Sesuai Spek Euro 4 di Indonesia, Pertamax maupun Pertalite
Tinjau Lokasi Banjir di Puncak, Bupati Bogor Pastikan Pengungsi Mendapat Pelayanan yang Baik
Pramono Anung: Banjir Kiriman Bogor tidak Signifikan
Kilang Minyak di Cilacap Diduga Terbakar saat Ramai Kasus Mengoplos BBM, Pertamina: Kami Mohon Dukungan Doa