Bayangkan, di laga nanti kedua tim bakal jual beli serangan dan mungkin saja akan tercipta banyak gol.
Gasperini dengan format 3-4-2-1, punya keunggulan dengan cara menyerangnya yang berani.
Saat menang besar melawan Liverpool dan Marseille, La Dea berani menempatkan tiga hingga empat orang pemain di kotak penalti lawan saat menyerang.
Meski kalah penguasaan bola, namun La Dea saat itu menunjukan bahwa mereka efektif dalam menyelesaikan peluang.
Berbeda dengan pola 3-4-2-1 ala Xabi Alonso. Meski secara pola sama, namun permainan Leverkusen lebih banyak melakukan penguasaan bola. Selain itu, Die Werkself juga lebih sabar dalam membangun serangan dari bawah.
Sanggupkah kiranya nanti Atalanta Menaklukkan Bayer Leverkusen dengan skema permainan yang Sama?.***