Edisi.co.id - Final Liga Eropa 2024 akan menyajikan pertandingan dengan sensasi yang berbeda. Final ini mempertemukan tim asal Liga Italia “Atalanta” dengan Tim asal Liga Bundesliga Jerman “Bayer Leverkusen”.
Apakah Atalanta mampu untuk menjadi juara dan mencetak sejarah baru ataukah Bayer Leverkusen akan terus mentahbiskan diri mereka sebagai tim yang belum terkalahkan sama sekali dalam setiap turnamen yang mereka ikuti.
Meski kedua tim mempunyai skema permainan yang sama yaitu 3-4-2-1 namun antara Atalanta dan Leverkusen mempunyai Kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mengintip Kekuatan dan Kekurangan Skuad Atalanta
Atalanta musim ini bermain dengan komposisi pemain yang mumpuni. Di lini depan, Atalanta tampil tajam dengan pemain seperti Scamacca, De Ketelaere, Ademola Lookman, Teun Koopmeiners, Marco Pasalic, maupun El Bilal Toure.
Scamacca telah terbukti jadi mimpi buruk Liverpool. Kalau tak bisa dijaga ketat, pemain buangan West Ham yang telah cetak 18 gol tersebut, bisa jadi ancaman serius gawang Leverkusen yang dikawal Lukas Hradecky.
Selain Scamacca, Atalanta juga punya Teun Koopmeiners. Meski sebagai gelandang, musim ini ia mampu disulap Gasperini jadi pemain produktif yang sudah cetak 12 gol. Granit Xhaka punya PR besar untuk menjaga ketat pergerakannya.
Selain beberapa kelebihan tersebut, La Dea sebenarnya juga punya kelemahan yang bisa dimanfaatkan Leverkusen. Atalanta terbukti sering frustasi saat tak bisa cetak gol.
Misal saat menghadapi Juventus di Final Coppa Italia. Saat itu mereka gagal ciptakan gol, ketika tak ada satupun tendangan mereka yang tepat sasaran ke arah gawang Juve. Kelemahan tersebut harusnya bisa dimanfaatkan Leverkusen dengan terus menggempur Atalanta sepanjang laga.
Mengintip Kekuatan dan Kekurangan Skuad Leverkusen
Dari Skuad Bayer Leverkusen punya beberapa amunisi yang yahud. Striker Victor Boniface yang lama dibekap cedera, kini sudah kembali buas di depan gawang lawan. Sejak tampil lagi April lalu, keran gol striker Nigeria tersebut sudah kembali dengan cetak lima gol.
Selain Boniface, pemain seperti Florian Wirtz, Jonas Hofmann, maupun Patrik Schick juga tetap harus diwaspadai oleh Isac Hien dan kawan-kawan. Apalagi Patrik Schick juga punya pengalaman membobol gawang klub-klub Serie A saat berseragam AS Roma.