Tragedi Kanjuruhan akan menjadi duka terakhir sepak bola

photo author
- Senin, 10 Oktober 2022 | 11:30 WIB

Baca Juga: Manajer Tim PSS Sleman Resmi dihentikan Sementara

Sejumlah pendukung yang merasa kecewa dengan kekalahan tim kebanggaannya tersebut, turun ke lapangan. Dengan adanya sejumlah pendukung yang turun ke lapangan itu, akhirnya diikuti oleh banyak pendukung lain.

 

Ada kericuhan. Kericuhan ini terjadi bukan antara sesama pendukung Arema FC, namun antara Aremania dengan petugas keamanan yang malam itu bertugas di dalam area stadion. Petugas kemudian menembakkan gas air mata untuk mengurai massa.

 

Namun, tembakan gas air mata itu tidak hanya diarahkan ke pendukung yang saat itu berada di dalam lapangan. Tembakan gas air mata diarahkan pada tribun penonton, yang saat itu masih ada ribuan orang, termasuk perempuan dan anak-anak, yang belum meninggalkan arena.

 

Gas air mata di pertandingan sepak bola jelas dilarang otoritas sepak bola dunia, FIFA. Hal itu tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation, Pasal 19 tentang Pitchside stewards huruf b yang melarang adanya senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan.

 

Tembakan gas air mata itu membuat panik ribuan penonton yang ada di Stadion Kanjuruhan. Ribuan penonton yang ada di tribun berusaha untuk bergegas keluar agar tidak terkena dampak tembakan gas air mata tersebut.

 

Anton, Devi, dan Alfiansyah yang berada pada Tribun 14, juga terdampak tembakan gas air mata yang dilepaskan oleh petugas tersebut. Ketiganya kemudian berusaha untuk segera menuju pintu keluar, untuk menyelamatkan diri.

 

Namun, hanya Alfiansyah yang berhasil meninggalkan arena Stadion Kanjuruhan dalam kondisi selamat dan sehat. Kedua orang tuanya dibopong (digendong) para pendukung lain yang berhasil keluar dari stadion dalam kondisi meninggal dunia. Alfiansyah kini tiba-tiba menjadi anak yatim piatu.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Rekomendasi

Terkini

X