Konferensi Air 2023 Akan Digelar di Belanda dan Tajikistan, Fokus Pada Tantangan Krisis Air Global

- Kamis, 23 Maret 2023 | 14:28 WIB
Krisis Air yang terjadi saat ini terkadang luput dari perhatian manusia
Krisis Air yang terjadi saat ini terkadang luput dari perhatian manusia

Edisi.co.id-Konferensi air PBB pertama dalam satu generasi, Konferensi Air PBB 2023, akan dimulai pada tanggal 22 April.

Acara ini akan menjadi momen penting untuk memobilisasi Negara Anggota, sistem PBB, dan pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan dan membawa solusi yang berhasil ke tingkat global.

Pada konferensi ini, delegasi tingkat atas dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) akan meminta tindakan bersama terhadap air dan iklim serta peringatan dini untuk semua terhadap meningkatnya risiko terkait air.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bergantung pada air, dan kemajuan terkait air (SDG6) masih jauh dari target yang diharapkan, yang membahayakan keseluruhan agenda pembangunan berkelanjutan.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah menyerukan "bold Water Action Agenda that gives our world's lifeblood the commitment it deserves."

Baca Juga: Peringatan atau Perayaan di Bulan Maret, Hari Meteorologi Sedunia Salah Satunya

Konferensi Air Dunia akan diselenggarakan bersama oleh Belanda dan Tajikistan, di mana tingginya permukaan air laut dan mundurnya gletser masing-masing menjadi ancaman air yang sangat nyata. Konferensi dibuka pada Hari Air Sedunia dengan tema "Mempercepat Perubahan."

Sebelum konferensi, laporan Pembangunan Air Dunia tahunan memperingatkan akan risiko krisis air global yang sangat dekat.

Antara dua hingga tiga miliar orang di seluruh dunia mengalami kekurangan air, dan kekurangan ini akan semakin buruk dalam beberapa dekade ke depan, terutama di kota-kota, jika kerja sama internasional di bidang ini tidak ditingkatkan.

Menurut pernyataan WMO, krisis air yang diperparah oleh perubahan iklim, secara tidak terbantahkan merupakan salah satu tantangan paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini.

Kejadian kekeringan yang lebih lama dan sering, peningkatan frekuensi dan keparahan banjir yang menghancurkan, cuaca ekstrem dan peristiwa gabungan menempatkan tekanan besar pada sumber daya air, sehingga semakin sulit untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Namun, air juga dapat menjadi bagian dari solusi untuk mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan untuk memastikan pembangunan berkelanjutan.

Anggota WMO telah berkomitmen untuk menerapkan layanan informasi air yang lebih baik untuk semua melalui Sistem Status Hidrologi dan Prospek Global (HydroSOS) dan Laporan Status Sumber Daya Air Global tahunan.

Baca Juga: Serukan Program Kebaikan Ramadhan, Sinergi Foundation Menggelar Street Campaign Bersama Para Volunteer

Komitmen tersebut untuk mengevaluasi status sumber daya air dan memberikan prospek pada skala waktu musiman hingga sub-musiman dengan mempertimbangkan efek perubahan iklim, lingkungan, dan sosial pada sumber daya air tawar bumi.

Halaman:

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penguatan Budaya dalam RUU Kekhusunan Jakarta

Sabtu, 27 Mei 2023 | 20:34 WIB
X