Edisi.co.id, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam (SBPI) menggelar acara webinar Sejarah Perdaban Islam dengan mengangkat tema "Kontribusi Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dalam Historiografi Sejarah Islam"
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam (SBPI) Dr. KH. Jeje Zaenudin dalam sambutan menyampaikan, rasa bahagia apresiasi kepada seluruh pimpinan di LSBPI dan para pembicara yang telah menyelenggarakan seri webinar ini.
“Webinar ini khusus untuk mengenang jasa ulama besar Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dalam membangun peradaban Islam,” kata Kiai Jeje dalam sambutan diwebinar, Ahad (2/10/2022) malam.
Baca Juga: Innalilahi, H. Abdullah Fatah Wafat, Ketua PW PERSIS Jakarta: Kami Kehilangan Mujahid Dakwah
Kiai Jeje menilai, Syaikh Yusuf Al Qaradhawi adalah satu figur yang kalau kita jelaskan tentang almarhum, mungkin bisa jadi malah kurang jelas, jikalau saya jelasakan kembali.
Dirinya menegaskan, saya salah satu termasuk orang yang tidak mendapatkan ilmu secara langsung dari almarhum.
“Hanya bisa membaca dan menikmati karya-karya Syaikh Yusuf Al Qaradhawi,” ungkap Kiai Jeje.
Selanjutnya, dalam sambutannya Kiai Jeje menambahkan, diantara sekian banyak karya Syaikh Yusuf Al Qaradhawi sangat besar mempegaruhi konsepsi pemikiran saya dalam hukum Islam.
“Karena hampir semua karya-karya Syaikh Yusuf Al Qaradhawi selalu dibangun dengan diawali dengan paradigma dan metodologi penelitian. Jadi apapun tema yang beliau angkat dalam karyanya baik dalam karya fiqh, hadis, tafsir ataupun aspek-aspek syariah yang lain, senantiasa beliau selalu mengumukakan metodologinya.
“Inilah kelebihan yang sulit kita dapatkan dari ulama-ulama besar yang lain dan se zaman dengan beliau, maupun sebelum beliau,” ungkap Kiai Jeje.
Ditambahkan Kiai Jeje, Syaikh Al Qaradhwi, selalu membangun gagasan pemikirannya itu atau uraian karya ilmiahnya dengan dilengkapi apa kaidah-kaidah ilmiahnya.
Baca Juga: Kerahkan Tim DVI, Polri Gerak Cepat Berikan Pertolongan Korban Kerusuhan Laga Arema Vs Persebaya
Baik yang telah dikemukakan oleh para ulama sebelumnya. Atapun, Syaikh sendiri menggalinya langsung dari Al Quran dan As Sunnah.