Esisi.co.id - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok, melakukan pemeriksaan dan sekaligus sertifikasi terhadap 65,7 ton yoghurt santan senilai Rp. 1,5 miliar dengan negara tujuan Tiongkok.
Dari data lalu lintas komoditas pertanian, IQFAST Badan Karantina Pertanian, komoditas ini baru pertama kalinya diekspor keluar negeri.
Pejabat Karantina Pertanian yang bertugas, Alfred menjelaskan pemeriksaan pada yoghurt dilakukan di gudang pemilik di Kawasan Industri Cileungsi pada hari Kamis (10/2) lalu. Produk sudah dikemas dalam botol dan siap minum serta diproduksi secara higienis. Pada saat dilakukan pemeriksaan produk telah sesuai dan memenuhi standar phytosanitary negara tujuan.
Baca Juga: Dorce Gamalama Meninggal Dunia, Erick Thohir: Indonesia Kehilangan Bunda yang Disayangi
“Berdasarkan penjelasan pemilik yoghurt diolah dari bahan baku kelapa, lebih tepatnya menggunakan santan yang telah difermentasi. Produk yoghurt santan ini merupakan terobosan baru, selama ini kita ketahui yoghurt berbahan dasar susu dimana merupakan produk hewani dan kali ini menggunakan bahan dasar dari produk nabati," ujar Alfred
Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Hasrul, melalui keterangan tertulisnya pada hari Rabu (16/2) menyatakan apresiasinya pada eksportir yang mampu memberikan nilai tambah pada produk pertanian dalam negeri dan pihaknya terus mendorong serta memfasilitasi para pelaku usaha dalam menggali potensi-potensi ekspor yang ada, sehingga program unggulan yang diusung Menteri Pertanian Syahrul yasin Limpo yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) dapat berjalan dengan sukses.
“Kami berharap, agar kedepannya semakin terus terjadi peningkatan baik itu peningkatan produksi dan peningkatan ragam diversifikasi produk pertanian yang dieskpor hingga dapat menambah nilai dagang produk pertanian Indonesia," tambah Hasrul.
Baca Juga: Bolehkah Divaksin dengan Vaksin Non Halal, Ini Penjelasan MUI
Sementara Kepala badan Karantina Pertanian, Bambang, menyebutkan ia dan jajarannya mendorong upaya peningkatan ekspor pertanian, sesuai tugas yang diberikan selaku koordinator Gratieks.
“Kelapa ini merupakan salah satu komoditas yang kaya dengan manfaat. Tidak salah pepatah yang mengatakan hidup itu seperti pohon kelapa, karena setiap bagian dari pohon kelapa bermanfaat bagi banyak orang. Sebagai Negara Tropis, pohon kelapa dapat hidup dengan baik di semua wilayah Indonesia. Ini merupakan anugrah yang harus dapat dikelola dengan baik oleh masyarakat Indonesia,” ujar Bambang.
Bambang menambahkan rilis terbaru BPS kembali menunjukkan ekspor pertanian Indonesia mengalami kenaikan cukup tinggi, yakni sebesar 0,38 miliar US$ atau 11,54 persen yang dihitung berdasarkan data tahunan Years On Years (YonY). Dengan angka ini maka share ekspor pertanian mencapai 1,97 persen dari total ekspor nonmigasnya yang mencapai 95,30 persen.
Baca Juga: Yuuk Tambah Kalsium dengan Sumber selain Susu
“Ini merupakan awalan baik dan semangat serta optimisme untuk para stakeholder di bidang pertanian, terutama Kementerian Pertanian untuk meningkatkan lagi ekspor produk pertanian di tahun 2022,” tutupnya
Artikel Terkait
Karantina Pertanian Tanjung Priok Lepas 26 Komoditas Pertanian Berkualitas Ekspor
Gelar Operasi Patuh, Karantina Pertanian Cilegon Ajak Masyarakat Lapor Karantina
Jelang Idul Adha Kedatangan Ternak Meningkat, Karantina Pertanian Tanjung Priok Siaga
Mentan Syahrul Yasin Limpo Tekankan Pentingnya Peran Badan Karantina Pertanian
Efisiensi Kearsipan, Karantina Pertanian Musnahkan Lima Ratus Ribu Lebih Dokumen Tak Bernilai Guna