Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Menjelang digulirkannya Implementasi Kurikulum Merdeka, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sub Rayon I Kabupaten Bandung merespon hal tersebut dengan mengadakan Workshop Senin, 20 Juni 2022.
SMP Prima Cendekia Islami (PCI), Baleendah Kabupaten Bandung, ditunjuk menjadi tuan rumah kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Tingkat SMP Sub Rayon 1 Kabupaten Bandung, dengan mengambil tempat di Sekolah Alam dan Rumah Tahfiz SMP PCI di tengah perkebunan teh afdelling Warnasari, Pangalengan Kabupaten Bandung.
Workshop implementasi kurikulum merdeka ini dihadiri oleh para kepala sekolah SMP Negeri dan Swasta dengan menghadirkan tiga pembicara, yakni Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami yang juga Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M. Hum., Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dr. Tb. Rucita, M. Pd., dan pengawas Sub Rayon 1 Kabupaten Bandung Dra. Hj. Lies Herawati Periyani, M. Pd.
Baca Juga: Perubahan Nama Jalan di Jakarta Berdampak pada Administrasi, Ini Penjelasan Anies
Prof. Dadan yang membawa materi dengan tema Transformasi Digital di Era Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar, mengajak para kepala sekolah untuk mengubah kultur dan paradigma belajar mengajar para gurunya yang konvensional ke arah merdeka belajar dan merdeka mengajar dengan memanfaatkan platform digital dan artificial intelligence.
“Perubahan kurikulum yang seringkali terjadi, merupakan keniscayaan dari kebijakan regulasi pendidikan ke arah yang lebih baik,” ungkapnya.
Prof. Dadan menuturkan bahwa selama ini perubahan berbagai kurikulum sering disikapi formalitas saja. "Selama ini waktu kita lebih banyak dengan workshop, bimtek, seminar dan lainnya yang sebatas teori saja namun jarang di praktikkan secara langsung.
“Oleh karena itu, sebagai pelaku pendidikan harus mengimplementasikannya secara nyata. Dengan demikian tujuan kurikulum akan tercapai," ungkapnya didepan para Kepala Sekolah dan para Wakil Kepala Sekolah,” tegas Prof Dadan.
Ia menjelaskan bahwa SMP Prima Cendekia Islami sendiri merespon kurikulum merdeka dengan mendirikan sekolah alam yang merupakan bagian untuk memberikan pendidikan vokasi serta mewujudkan profil pelajar Pancasila kepada para siswanya sesuai dengan apa yang ada pada tujuan Kurikulum Merdeka.
“Hal yang paling sentral dalam implementasi suatu kurikulum ada pada guru,’ tuturnya.
Prof. Dadan menegaskan bahwa guru terbaik akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik, karena kurikulum pada dasarnya hanya sebagai guiden, pemandu arah kemana proses pendidikan itu diarahkan. Apalagi saat ini, pembelajaran sudah masuk ke era digital, tidak terbatas ruang dan waktu dimana para guru harus mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut.
"Namun ada yang harus dipahami oleh kita, bahwa guru saat ini hadir sebagai fasilitator yang harus mampu memberikan sentuhan lain yang tidak dimiliki mesin pencari. Dengan konsep blended learing hal itu dapat tercapai. Karenanya, jika hanya sekedar transfer ilmu semata para guru akan kalah oleh mesin tersebut," ujar Prof. Dadan.
Artikel Terkait
Tanamkan Literasi Sejak Dini, Siswa SMP PCI Ramai-ramai Jadi Anggota Perpustakaan Nasional
Di Kemensetneg, 5 Siswa SMP PCI Berhasil Menjawab Kuis, Salah Satunya Adalah Tebak Wajah Presiden Jokowi
Pengalaman Berharga! Kepsek SMP PCI Ungkap Kebahagiaan Bisa Mengunjungi Gedung DPR dan Kantor Kemensetneg
Miliki Pengalaman Baru! Siswa SMP PCI Ungkapkan Kebahagiaan dan Bangga Ikut Rihlah Ilmiah 2 Hari di Jakarta
Dua Tahun Berhenti, Kabupaten Bandung Kembali Gelar Pentas Pendidikan Agama Islam di SMP PCI