Di MKKS Kabupaten Bandung, Prof. Dadan Bahas Transformasi Digital di Era Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar

photo author
- Selasa, 21 Juni 2022 | 07:30 WIB
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sub Rayon I Kabupaten Bandung
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sub Rayon I Kabupaten Bandung

Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Menjelang digulirkannya Implementasi Kurikulum Merdeka, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sub Rayon I Kabupaten Bandung merespon hal tersebut dengan mengadakan Workshop  Senin, 20 Juni 2022.                          

SMP Prima Cendekia Islami (PCI), Baleendah Kabupaten Bandung, ditunjuk menjadi tuan rumah kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Tingkat  SMP Sub Rayon 1 Kabupaten Bandung, dengan mengambil tempat di Sekolah Alam dan Rumah Tahfiz SMP PCI di tengah perkebunan teh afdelling Warnasari, Pangalengan Kabupaten Bandung.

Workshop implementasi kurikulum merdeka ini dihadiri oleh para kepala sekolah SMP Negeri dan Swasta dengan menghadirkan tiga pembicara, yakni Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami yang juga Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara  Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M. Hum.,  Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dr. Tb. Rucita, M. Pd., dan pengawas Sub Rayon 1 Kabupaten Bandung Dra. Hj. Lies Herawati Periyani, M. Pd.

Baca Juga: Perubahan Nama Jalan di Jakarta Berdampak pada Administrasi, Ini Penjelasan Anies

Prof. Dadan yang membawa materi dengan tema Transformasi Digital di Era Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar, mengajak para kepala sekolah untuk mengubah kultur dan paradigma belajar mengajar para gurunya yang konvensional ke arah merdeka belajar dan merdeka mengajar dengan memanfaatkan platform digital dan artificial intelligence.

“Perubahan kurikulum yang seringkali terjadi, merupakan keniscayaan dari kebijakan regulasi pendidikan ke arah yang lebih baik,” ungkapnya.

Prof. Dadan menuturkan bahwa selama ini perubahan berbagai kurikulum sering disikapi formalitas saja. "Selama ini waktu kita lebih banyak dengan workshop, bimtek, seminar dan lainnya yang sebatas teori saja namun jarang di praktikkan secara langsung.

Baca Juga: 17 Santri Pesantren PERSIS 69 Matraman Lolos PTN, Mudir Am, Beben Mubarok: Ini Prestasi yang Membanggakan.

“Oleh karena itu, sebagai pelaku pendidikan harus mengimplementasikannya secara nyata. Dengan demikian tujuan kurikulum akan tercapai," ungkapnya didepan para Kepala Sekolah dan para Wakil Kepala Sekolah,” tegas Prof Dadan. 

Ia menjelaskan bahwa SMP Prima Cendekia Islami sendiri  merespon kurikulum merdeka dengan mendirikan sekolah alam yang merupakan bagian untuk memberikan pendidikan vokasi serta mewujudkan profil pelajar Pancasila kepada para siswanya sesuai dengan apa yang ada pada tujuan Kurikulum Merdeka.

“Hal yang paling sentral dalam implementasi suatu kurikulum ada pada guru,’ tuturnya.

Baca Juga: Gelar Wisuda Santri, Pesantren PERSIS 69 Matraman Luluskan 65 Santri Muallimin dan 60 Santri Tsanawiyah

Prof. Dadan menegaskan bahwa guru terbaik akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik, karena kurikulum pada dasarnya hanya sebagai guiden, pemandu arah kemana proses pendidikan itu diarahkan. Apalagi saat ini, pembelajaran sudah masuk ke era digital, tidak terbatas ruang dan waktu dimana para guru harus mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut.

"Namun ada yang harus dipahami oleh kita, bahwa guru saat ini hadir sebagai fasilitator yang harus mampu memberikan sentuhan lain yang tidak dimiliki mesin pencari. Dengan konsep blended learing hal itu dapat tercapai. Karenanya, jika hanya sekedar transfer ilmu semata para guru akan kalah oleh mesin tersebut," ujar Prof. Dadan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X