Pada masa permulaan Islam, tentu belum ada moda transportasi untuk menyebarluaskan agama mulia itu. Akan tetapi, Islam telah mampu menyebar ke seluruh penjuru buana. Sehingga disebut sebagai ‘Kosmopolitanisme Islam’. Artinya, Islam menjadi agama yang memajukan peradaban kehidupan.
Selain itu, Prof Haedar juga mengambil surat al-Maun sebagai surat yang pendek dan sejak ratusan tahun lalu umat Islam diniscayakan hafal seluruh isinya, bahkan kerap dibaca ketika salat, baik sendiri maupun berjamaah. Tetapi ironinya, tidak sampai melahirkan perubahan apapun di dalam kehidupan. Namun, surat Al-Maun di tangan KH Ahmad Dahlan bisa melahirkan rumah sakit, panti asuhan, rumah yatim, kemudian lahir gerakan sosial yang tidak dimiliki gerakan pemnbaruan yang lain.
“Coba bapak/ibu bayangkan, saat itu bangsa Indonesia terjajah, budayanya budaya patriarki. Kemudian memandang kalau perempuan itu hanya urusan domestik, dapur, kasur, sumur, lembur, diubah oleh KH Ahmad Dahlan, perempuan harus menjadi dakwah, perempuan harus menjadi pendidik, perempuan harus menjadi dokter, perempuan harus jadi insinyur, perempuan harus ilmuwan, perempuan harus masuk ke ruang publik, maka lahirlah ‘Aisyiyah tahun 1917,” tuturnya.
Artikel Terkait
Muhammadiyah Berupaya Hadirkan Pesantren Berkemajuan
Kasus Santri Gontor, PP Muhammadiyah: Jangan Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga
Sabella Letiza, Siswi SMP Muhammadiyah Kottabarat Raih Perunggu di Kejuaran Kempo Tingkat Nasional
Pesan Haedar Nashir untuk Dahlan Muda: Senantiasa Meneladani Tokoh-tokoh Muhammadiyah