Hikmah Puasa ke20, I'tikaf Merupakan Ibadah Umat Terdahulu

Edisi.co.id- Disepuluh malam terakhir Bulan Ramadhan, ada satu momen Istimewa yang ditunggu-tunggu Umat Islam se Dunia.

Moment tersebut adalah Lailatul Qodar, dimana diyakini orang yang mendapatkan Lailatul Qodar akan mendapatkan kemulian lebih dari 1000 bulan.

Lalu bagaimana cara untuk mendapatkan Lailatul Qodar? Banyak Muslimin dan Muslimin berikhtiar untuk mendapatkan lailatur Qodar diantaranya melakukan I'tikaf di Masjid.

I'tikaf adalah berdiam diri didalam masjid dengan niat tertentu dan diisi dengan berbagai macam ibadah sunnah ketika sedang I'tikaf, baik berdzikir, sholat sunnah dan membaca Al-Qur'an.

Baca Juga: Hikmah Puasa ke 19, Hukum I'tikaf Bagi Perempuan

Jika menelisik ke Sejarah, ternyata kegiatan I'tikaf sudah dilakukan umat terdahulu. Allah SWT mendokumentasikan hal tersebut didalam Al-Qur'an melalui Firmannya :

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud.” (Q.S Al Baqarah : 125)

Ternyata dari ma'na ayat diatas, ibadah I'tikaf tak hanya di syariatkan kepada umat nabi Muhammad SAW saja.

Dari ayat diatas membuktikan bahwa I'tikaf juga merupakan ibadah yang populer dikerjakan oleh umat-umat terdahulu. Seperti dilakukan pada masa Nabi Ibrahim.

Itikaf juga mepunyai makna memutus, maksud nya ketika orang beri'tikaf orang tersebut sedang memutus segala perkara perkara dunia, di isi hanya zikir dan bertafakur kepada allah memohon ampun dan mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Hal inilah yang di lakukan oleh ibunda nabi isa yaitu sayidatuna maryam beliau beri'tikaf di Mihrob nya.***

(Penulis : Ustadz. M. Apip Alpian)