Kawasan Sawangan-Bojongsari pun perlahan menjadi terkenal sebagai penyuplai berbagai macam tanaman hias untuk Jakarta dan sekitarnya. Berbagai tanaman hias yang dibudidayakan seperti puring, sambang darah, erfatamia corimbosa, dan banyak lagi.
Heri menyatakan ingin merawat kawasan situ seluruhnya menjadi lebih tertata. Pria eksentrik berusia 49 tahun itu tengah mengembangkan konsep Kampung in the Garden atau konsep pembangunan permukiman yang tidak hanya menitikberatkan pada lanskap tanaman di dalam kampung, tapi juga aspek sanitasi dan pengelolaan sampah.
Menurut Heri, pengembangan konsep ini bisa menjadi solusi untuk pendekatan penataan kawasan kumuh. “Perubahan lingkungan bisa dimulai dengan mengubah masyarakatnya terlebih dulu,” katanya.
Di tangan Heri Blangkon, ruang terbuka hijau seluas 7.000 meter persegi tersebut menjadi oase yang menyejukan. Ia berhasil mengubah semak belukar menjadi hutan buatan asri yang tertata rapi.
Baca Juga: Terkait Putusnya Hubungan Thariq dan Fuji, Ternyata Coach Yudi Dapat Membaca dari Raut Muka Keduanya
Sekilas Joglo Nusantara
Warung Joglo Nusantara didirikan tahun 2006, lokasinya berada di dalam Situ Pengasinan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Depok. Warung ini baru buka Januari 2021 lalu.
Nama Joglo Nusantara, diambil dari sebuah balai atau tempat menjamu tamu-tamu, yang ingin merasakan suasana lingkungan yang teduh dan asri.
Semula warung ini bernama Warung Kangen Desa, namun orang-orang lebih mengenalnya sebagai Joglo Nusantara karena bangunan ini sudah lebih dulu hadir. Saat ini luas tanahnya sudah bertambah jadi 7.000 meter persegi, dengan tambahan warung makan tradisional yang ikut didirikan.
Bangunan Warung Kangen Desa berkonsep rumah tradisional blandongan khas Betawi. Heri menghias interiornya dengan furnitur serba jadul, termasuk kursi-kursi kayu kuno yang ia beli dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Yang berkunjung ke warung ini biasanya dari berbagai komunitas, seperti komunitas pecinta lingkungan. Ada lebih dari 100 komunitas ini tergabung dalam Yayasan Forum Komunitas Hijau (FKH) Nusantara. Juga datang dari komunitas seni dan budaya, komunitas fotografi dan drone, para guru, jurnalis, sepeda, keluarga, dan komunitas lainnya.
“Desember tahun lalu ada kegiatan di sini, pertemuan tokoh lintas agama, topik yang dibicarakan tentang lingkungan,” kata Heri.
Di warung ini tersedia aneka menu, mulai dari nasi liwet, pepes, olahan ikan lainnya, sambal, mie godok, mie Lethek kuliner khas Bantul, ayam kampung, hingga aneka gorengan atau makanan kecil lainnya, seperti bakwan, tahu isi, tempe goreng, singkong goreng, pisang goreng dan ragam sajian tradisional lainnya.
Baca Juga: Sekolah Islam Al Iman Akan Gelar Pentas Kreasi Siswa Lentera di Cibinong City Mall
Sedangkan minumannya tersedia Kopi Liong, wedang uwuh, teh sereh, kunyit asam, teh tubruk, kopi susu gula aren, aneka jus dan sebagainya. Heri memang ingin banyak orang lebih mengenal kembali budaya pangan nusantara.