Edisi.co.id - Pada tanggal 1 Oktober 2022 lalu, terjadi sebuah insiden penghimpitan kerumunan yang fatal usai pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Jawa Timur.
Kala itu, tim tuan rumah Arema kalah dari rivalnya Persebaya Surabaya. Hal itu membuat sekitar 3.000 penonton di stadion turun riuh ke lapangan.
Sebagian penonton yang turun ke lapangan itu memicu kekacauan yang berujung pada tindakan aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Baca Juga: Soroti Paslon Tunggal di Pilkada 2024, KPU Ungkap Tak Fasilitasi Kampanye Untuk Kotak Kosong
Nahas, tujuan aparat untuk membubarkan massa itu justru berujung malapetaka, karena merenggut nyawa 135 orang dan sekaligus mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria menyebut peristiwa Kanjuruhan itu sebagai tragedih 'horor' yang tak boleh terulang lagi di masa depan.
"Hari ini kebetulan tepat dua tahun sejarah tragedi horor yang kita alami di dunia sepak bola dua tahun lalu," kata Tisha dalam konferensi pers 'Terorisme Melalui Olahraga' di Bali, pada selasa, 1 Oktober 2024 lalu.
Dalam kesempatan itu, Tisha menekankan pentingnya kolaborasi untuk memaknai dua tahun tragedi Kanjuruhan tersebut.
"Kolaborasi yang erat, jangan satu-satu. Tidak ada dari kami yang bisa sendiri-sendiri dan ini merupakan salah satu nilai bangsa kita yaitu gotong royong," terangnya.
Menyikapi tragedi Kanjuruhan itu, Tisha juga mengajak masyarakat untuk mampu menyusun konsep lebih baik untuk kemajuan sepak bola di Indonesia.
"Saatnya kita berbuat, saatnya kita menyusun konsep bersama-sama karena mungkin sepak bola tidak bisa menemukan solusinya sendiri," tandasnya.
Berkaca dari tragedi Kanjuruhan, membuat Komite Disiplin (Komdis) PSSI harus lebih keras dalam menjaga disiplin para pelaku sepak bola di Indonesia.
Hal itu mengingat Komdis PSSI memiliki kewenangan untuk mengatur serta menetapkan sanksi dalam sepak bola agar lebih baik dan maju.
Terbaru, Komdis PSSI merilis hasil sidang terkait pelanggaran yang terjadi dalam pertandingan liga Indonesia, sepanjang periode Bulan September 2024 lalu. Berikut ini kami rangkum ulasan
Artikel Terkait
3 Generasi Warga Komplek Purn Kopassus Pelita 1 Sukatani Kompak dukung Supian Suri
Baparekraf Developer Day (BDD) 2024 Yogyakarta: Mendorong Ekosistem Digital yang Inklusif dan Kompetitif
Calon Wali Kota Supian Suri Sebut Depok Butuh Solusi Nyata, Bukan Sekadar Kartu
Profil Marissa Haque yang Meninggal Dunia: Meniti Karier di Dunia Artis dan Aktif di Dunia Politik Indonesia
Soroti Paslon Tunggal di Pilkada 2024, KPU Ungkap Tak Fasilitasi Kampanye Untuk Kotak Kosong