Edisi.co.id- Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam ASEAN ( AYPI) bekerjasama dengan Fajar Hidayah menyelenggarakan ASEAN Webminar dengan Tema: " Menjadi Guru Bangsa Yang Melahirkan Peradaban Yang Berkeadaban".
Dalam sambutannya Ketua Umum AYPI ASEAN dan juga Pendiri Fajar Hidayah, H. Mirdas Eka Yora, Lc,.M.Si menyampaikan,bahwa guru adalah ujung tombak dari sebuah kesuksesan dalam dunia pendidikan .
Di tangan gurulah akan terjadi proses perkembangan sebuah bangsa.
Sehingga suatu bangsa akan terus tumbuh dan berkelanjutan sehingga mampu mencapai tujuan yang ingin dicapai yang dikenal juga dengan istilah Sustainable Development Goals ( SDG).
Dengan demikian, pembangunan dan pengembangan dunia pendidikan amatlah penting dan memainkan peranan yang sangat vital bagi perkembangan suatu bangsa bahkan untuk tumbuh dan berkembangnya sebuah peradaban.
Maka sangat penting memberi perhatikan pada kualitas guru.
Terutama para guru yang mampu menjadi pionir perubahan, menjadi pelopor keteladanan dan mampu mengantarkan generasi bangsa masa depan berkarakter dan beradab mulia.
Diantaranya dengan menggengam teknologi dan sains serta ilmu pengetahuan sama piawainya dengan kemampuan berkepribadian agung , jujur, mulia, amanah dan berkeadaban.
Inilah wacana besar yang akan diusung oleh AYPI ASEAN sebagai program Utama dalam dunia pendidikan, baik Pendidikan Islam maupun anak bangsa secara keseluruhannya.
Apalagi berdasar data SDM guru di Indonesia saat ini,terdapat lebih dari 3 juta guru, 270.000 dosen, lebih 8 juta mahasiswa, lebih dari 300.000 sekolah dan lebih dari 4000 perguruan tinggi.
Dengan SDM yang begitu potensial dan sangat strategis maka amat tepat kalau kita menukikkan pandangan dan program pada dunia pendidikan dan terutama bagaimana melahirkan Guru Bangsa Yang Berkeadaban.
Sementara itu Prof Dr Badri, Dekan dan guru besar dari Internasional Islamic University Malaysia ( IIUM) menyoroti mulai dari pengertian Guru Bangsa yang dia kutip dari pernyataan Ketum AYPI ASEAN;
"Guru yang menjadi pelopor keteladanan dan memberi isnpirasi dan pengisian ruhani bagi perubahan suatu bangsa".
Sementara untuk pengertian Peradaban :" hasil keseluruhan usaha manusia dalam menyusun atur segala aspek kehidupannya dalam menuju ke arah keadaan yang lebih baik sama ada dari aspek materialistik semata-mata atau dengan gabungan aspek materialistik dan kerohanian."( Albert Schweitzer, 1923).
Adapun makna dari Berkeadaban Prof Badri memberi pandangan;
" keadaan kehidupan manusia dalam kelompoknya yang menonjolkan aspek-aspek kemajuan zahir yang dipaksikan kepada aspek kerohanian yang kuat dan ketinggian budi pekerti.