Pertama, unsur Islam dalam dalam kata Islamisasi tidak mesti dipahami secara ketat sebagai ajaran yang harus ditemukan rujukannya secara harfiah dalam Al-Qur’an dan hadis, tetapi sebaiknya dilihat dari spiritnya yang tidak boleh bertentangan dengan ajaran-ajaran fundamental Islam.
Kedua, Islamisasi ilmu pengetahuan tidak semata pelabelan ilmu pengetahuan dengan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadis yang dipandang cocok dengan penemuan ilmiah, tetapi beroperasi pada level epistemologis.
Ketiga, Islamisasi ilmu pengetahuan didasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan tidak pernah sama sekali bebas nilai. (Mulyadhi Kartanegara, Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam. Jakarta: Baitul Ihsan Bank Indonesia, 2006)
Murniati melanjutkan Aspek Utama Pendidikan Islam. Imam Syatibi menyatakan bahwa ada empat komponen yang sering dilupakan dalam Pendidikan Islam yaitu:
1. Materi Keilmuan/Kurikulum yang meliputi: Orisinilitas, Estetika, Faedah di Dunia dan di Akhirat.
2. Guru/Pendidik yang meliputi: Kompetensi dan Artikulasi Komunikasi
3. Metode Pembelajaran yang meliputi: Mudah difahami, Tidak bertentangan dengan
Kebiasaan Umum, Dimulai dari Materi yang Mudah terdahulu.
4. Peserta Didik yang meliputi: Pemetaan Kompetensi Peserta Didik yang Heterogen, Perhatian yang berkelanjutan terhadap pengembangan kompetensinya. (Yusuf Qardawi, Attarbiyah Inda al Imam Syatiby, Darul Wafa’ dan Darus Sohwah , Kairo, 1995).
Selanjutnya juga dikutip pandangan terkait
Aspek Utama Pendidikan yang menjadi perhatian Ikhwanus Sofa dalam risalahnya adalah:
1. Heterogenitas Peserta Didik yang meliputi: Daerah, bahasa, kebiasaan, ekonomi dan wawasan keilmuan
2. Peserta Didik Umum dan Khusus yang meliputi: Anak-anak, Wanita, dan yang berkebutuhan khusus.
3. Seruan Menghindari Taklid yang mencakup: Motivasi melakukan observasi, inovasi dan menghindari taklid dan fanatisme buta.
4. Korelasi Ilmu dan Amal yang mencakup: Semua ilmu yang dipelajari dapat diterapkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pentingnya Memantau Perkembangan Peserta Didik yaitu: Dengan memetakan kompetensi keilmuan, kecenderungan dan kemampuan sosialnya agar terus konsisten dan berkesinambungan.
Dilanjutkan dengan Dasar Pembahasan Pendidikan Islam tidak terlepas dari tiga hal prinsip yaitu:
