Bill Gates Ungkap Salah Satu Kekayaan Indonesia Jadi Pemicu Kiamat Sudah Dekat

photo author
- Kamis, 6 Februari 2025 | 11:50 WIB
Sosok Bill Gates. (dok. azuralabs.id)
Sosok Bill Gates. (dok. azuralabs.id)


Edisi.co.id- Pendiri Microsoft, Bill Gates, kembali membahas tanda-tanda perubahan iklim yang semakin nyata di Bumi.

Dalam blog pribadinya pada Februari lalu, ia mengungkapkan fakta-fakta terbaru mengenai dampak emisi gas rumah kaca terhadap lingkungan, serta menyebutkan Indonesia sebagai salah satu negara yang terdampak.

Emisi Gas Rumah Kaca dan Peran Lemak Hewani

Gates mengungkapkan bahwa setiap tahun, aktivitas manusia di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca.

Baca Juga: Bukan Pakai Uang Presiden, Siapa yang Menanggung Biaya Retret Kepala Daerah?

Dari jumlah tersebut, sekitar 7% berasal dari produksi lemak dan minyak yang dihasilkan oleh hewan maupun tumbuhan.

"Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka itu menjadi nol," ujarnya, dikutip dari blog pribadinya, Sabtu 29 Juni 2024 lalu.

Namun, Gates juga menyadari bahwa menghilangkan konsumsi lemak hewani secara total bukanlah solusi yang realistis, mengingat manusia telah bergantung pada lemak tersebut karena kandungan nutrisinya yang penting.

Sebagai alternatif, ia menyoroti inovasi dari sebuah startup bernama Savor, yang mengembangkan cara untuk memanen lemak tanpa menghasilkan emisi berbahaya, menyiksa hewan, atau menciptakan bahan kimia berbahaya.

Savor memanfaatkan karbon dioksida dari udara dan hidrogen dari air untuk menghasilkan lemak melalui proses pemanasan dan oksidasi.

Gates mengklaim bahwa lemak yang dihasilkan memiliki molekul yang serupa dengan yang ditemukan dalam susu, keju, daging sapi, dan minyak nabati.

Dampak Industri Kelapa Sawit terhadap Lingkungan

Selain emisi dari lemak hewani, Gates juga menyoroti minyak sawit sebagai faktor lain yang berdampak besar terhadap perubahan iklim.

Ia menekankan bahwa masalah utama bukan pada penggunaannya, tetapi pada proses produksinya.

"Saat ini minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kita bisa menemukannya dalam berbagai produk sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, makeup, sabun mandi, pasta gigi, deterjen, deodoran, makanan hewan, susu formula, dan bahkan bahan bakar biofuel untuk mesin diesel," ungkapnya.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Ngerahul 6

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pahala Sholat Idul Adha

Minggu, 16 Juni 2024 | 19:42 WIB

Ngerahul 6

Senin, 6 Mei 2024 | 11:36 WIB

Ngerahul 1 : Mancing Bakot

Sabtu, 27 April 2024 | 19:25 WIB

Hari Ketiga Lebaran, Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 12 April 2024 | 05:50 WIB

Berpuasa Adalah Berbekal

Senin, 25 Maret 2024 | 13:07 WIB

Kesombongan, Dosa Pertama Makhluk Tuhan

Jumat, 16 Juni 2023 | 08:39 WIB

Menakjubkan Muslim yang Tenang Hadapi Ujian

Rabu, 7 Juni 2023 | 15:00 WIB

Melihatlah Ke Bawah

Selasa, 23 Mei 2023 | 23:39 WIB

Benarkah Dunia Bagi Mukmin Ibarat Penjara ?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:55 WIB

Kok Sabar Melulu Sih?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:43 WIB
X