Memaknai Tidur Dibulan Ramadhan Berdasarkan Pendapat Ulama

photo author
- Kamis, 23 Maret 2023 | 13:56 WIB
Memaknai Tidur dibulan Ramadhan (pexels.com/Elifitnatlasi)
Memaknai Tidur dibulan Ramadhan (pexels.com/Elifitnatlasi)

Edisi.co.id-Tidur merupakan salah satu nikmat Allah Swt yang dianugerahkan kepada manusia. Bisa dibayangkan, apa jadinya manusia jika tidak diberi kenikmatan tidur oleh Allah Swt.

Pada bulan Ramadhan, tidur menjadi hal yang istimewa karena di bulan Ramadhan kita sering mendengar Taushiah yang menyampaikan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah.

Sayangnya, tidak sedikit dari umat Islam yang kemudian bermalas-malasan di bulan Ramadhan karena mereka lebih senang tidur berlama-lama daripada melakukan amalan lain yang lebih positif, produktif, dan/atau konstruktif.

Adapun yang dijadikan landasan mengenai keutamaan tidur di bulan Ramadhan ini adalah hadits yang berbunyi:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.”


Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitab Asy-Syu’ab Al-Iman, lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).

Beberapa ulama ada yang lebih keras lagi menyimpulkan bahwa hadits tersebut adalah palsu. Imam Al-Baihaqi menyebutkan ungkapan dalam hadits tersebut bukan merupakan hadits nabawi.

Baca Juga: Hasil Sidang Istbat, Pemerintah Tetapkan Ramadan Jatuh 23 Maret 2023

Sebab, dalam jalur periwayatan hadits itu terdapat perawi yang bernama Sulaiman bin Amr An-Nakhahi, seorang pemalsu hadits.

Hal senada disampaikan oleh Al-Iraqi, bahwa Sulaiman bin Amr termasuk di antara para pendusta, dan pekerjaannya adalah pemalsu hadits.

Oleh karena itu, sebagian umat Islam yang memperbanyak tidur di tengah hari bulan Ramadhan dengan alasan bahwa tidur itu ibadah, tidak memiliki dasar yang kuat.

Apalagi Rasulullah Saw pun tidak pernah mencontohkan kepada kita untuk menghabiskan waktu siang hari dengan banyak tidur.

Kalau pun ada istilah qailulah, maka praktek tidurnya Rasulullah Saw hanya sejenak, berkisar antara 5 sampai 10 menit.

Tidak sampai berjam-jam atau meninggalkan pekerjaan yang sudah menjadi keharusan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pahala Sholat Idul Adha

Minggu, 16 Juni 2024 | 19:42 WIB

Ngerahul 6

Senin, 6 Mei 2024 | 11:36 WIB

Ngerahul 1 : Mancing Bakot

Sabtu, 27 April 2024 | 19:25 WIB

Hari Ketiga Lebaran, Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 12 April 2024 | 05:50 WIB

Berpuasa Adalah Berbekal

Senin, 25 Maret 2024 | 13:07 WIB

Kesombongan, Dosa Pertama Makhluk Tuhan

Jumat, 16 Juni 2023 | 08:39 WIB

Menakjubkan Muslim yang Tenang Hadapi Ujian

Rabu, 7 Juni 2023 | 15:00 WIB

Melihatlah Ke Bawah

Selasa, 23 Mei 2023 | 23:39 WIB

Benarkah Dunia Bagi Mukmin Ibarat Penjara ?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:55 WIB

Kok Sabar Melulu Sih?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:43 WIB
X