Memaknai Tidur Dibulan Ramadhan Berdasarkan Pendapat Ulama

photo author
- Kamis, 23 Maret 2023 | 13:56 WIB
Memaknai Tidur dibulan Ramadhan (pexels.com/Elifitnatlasi)
Memaknai Tidur dibulan Ramadhan (pexels.com/Elifitnatlasi)

Terlepas dari itu, kita tetap perlu menghormati beberapa pandangan bahwa mengamalkan agama yang didasarkan pada hadits dha’if (lemah) tidak bisa disalahkan secara keseluruhan selama hal itu membawa kebaikan dan membaikan.

Dalam kitab Ibanah al-Ahkam Syarah Bulughul Maram (jil.1 hal. 14) dan Muqaddimah Ibn Shalah (jil. 1 hal. 19).

Secara tegas menyebutkan kebolehan mengamalkan hadits dha’if dengan syarat antara lain;

(1) hadits tersebut tidak terlalu dhaif

(2) haditsnya tidak bertentangan dengan syariah

(3) mengamalkannya dengan penuh kehati-hatian

(4) menambah keutamaan amal saleh

(5) memiliki maksud sebagai motivasi kebaikan dan peringatan (at-targhib wa at-tarhib) dan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan hukum dan akidah.

Baca Juga: Mahkamah Agung Saudi Putuskan Hari Pertama Ramadan Dimulai Kamis, 23 Maret 2023

Sebagaimana para ulama biasa menjelaskan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.

An-Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”

Jadi, tidur yang bernilai ibadah jika tidurnya tidak berlebihan serta sebagai penguat untuk memperkuat beribadah.

Ibnu Rajab pun menerangkan hal yang sama, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala.

Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” (Latho-if Al Ma’arif, 279-280).

Intinya, semuanya adalah tergantung niat dan realisasi dari niat itu. “Innamal a’malu bin niyaat”, setiap amalan tergantung dari niatnya. Wallahu a’lam bisshawab.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pahala Sholat Idul Adha

Minggu, 16 Juni 2024 | 19:42 WIB

Ngerahul 6

Senin, 6 Mei 2024 | 11:36 WIB

Ngerahul 1 : Mancing Bakot

Sabtu, 27 April 2024 | 19:25 WIB

Hari Ketiga Lebaran, Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 12 April 2024 | 05:50 WIB

Berpuasa Adalah Berbekal

Senin, 25 Maret 2024 | 13:07 WIB

Kesombongan, Dosa Pertama Makhluk Tuhan

Jumat, 16 Juni 2023 | 08:39 WIB

Menakjubkan Muslim yang Tenang Hadapi Ujian

Rabu, 7 Juni 2023 | 15:00 WIB

Melihatlah Ke Bawah

Selasa, 23 Mei 2023 | 23:39 WIB

Benarkah Dunia Bagi Mukmin Ibarat Penjara ?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:55 WIB

Kok Sabar Melulu Sih?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:43 WIB
X