Suatu hari, ada seorang muslim dari desa menemui Rasulullah SAW, dan bertanya; “Ya Rasulullah, apakah Tuhan itu dekat, sehinggga kita hanya perlu bermunajat kepada-Nya.
Ataukah jauh, sehingga kita harus memanggil-manggilnya (maksudnya memanggil-manggil ketika kita berdoa)”.
Mendengar pertanyaan itu Nabi terdiam, dan tidak memberikan jawaban.
Maka kemudian turunlah ayat 186 dari Surat Al Baqarah yang artinya; “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat.
Apabila ia berDoa kepada-Ku, akan Ku-kabulkan doanya itu. Maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Demikian asbabun nuzul (sebab turunnya) ayat 186 dari Surat Al Baqarah.
Dan menurut riwayat lain, ayat ini turun berkenaan dengan sabda Rasulullah SAW; “Janganlah kalian berkecil hati dalam berdoa, karena Allah telah berfirman: “Ud’uni astajib lakum” yang artinya; “Berdoalah kepada-Ku, akan Ku-kabulkan” (QS 40: 60).
Jika kita cermati arti dan makna dari kedua ayat di atas, adalah agar kita mau berdoa kepada Allah.
Allah SWT akan mengabulkan doa kita, apabila kita juga memenuhi segala perintah-Nya.
Nah, mungkin ada di antara kita yang mengeluh, karena sudah banyak berdoa, tetapi nasibnya semakin tak menentu, alias selalu dalam kesulitan.
Oleh sebab itu coba tanyai diri kita, di samping banyak berdoa, sudahkah kita menjalankan perintah Allah, atau belum.
Mungkin juga baru sebagian dari perintah Allah itu kita jalankan. Ini memang kenyataan di tengah masyarakat kita (maksudnya masyarakat muslim), yang hanya mau berdoa, tetapi tidak menjalankan perintah Allah seperti ibadah, baik yang “mahdhah”, maupun yang sunat.
Bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan. Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan.
Selain meningkatkan aktivitas beribadah, kita juga dianjurkan untuk banyak-banyak berdoa di buln Ramadhan ini. Rasulullah SAW membagi bulan Ramadhan dengan tiga tahap.
Banyak orang yang bertanya kepada para ulama, bagaimana kalau tidak bisa berdoa sebagaimana doa-doa yang terdapat di dalam Al Quran, atau doa-doa yang dituntunkan Nabi dalam haditsnya?
