Edisi.co.id-Bulan Ramadhan adalah bulan dimana setiap amalan ibadah yang dilakukan akan dilipatkan gandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Amalan Mubah (yang dibolehkan) ketika dilakukan pada bulan Ramadhan maka pahalanya menjadi seperti amalan Sunnah.
Amalan Ibadah Sunnah, ketika dilakukan pada bulan Ramadhan maka pahalanya menjadi seperti amalan Wajib.
Dan amalan Ibadah Wajib ketika dilakukan pada bulan Ramadhan maka pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT dari mulai 10 kali hingga 700 kali lipat.
Baca Juga: Hikmah Puasa ke20, I'tikaf Merupakan Ibadah Umat Terdahulu
Salah satu pekerjaan Mubah (yang dibolehkan) dalam bulan Ramadhan adalah Tidur. Bahkan Tidur ketika berpuasa dibulan Ramadhan sama seperti beribadah meskipun asal hadits tersebut adalah lemah.
Terkait dengan hal tersebut, maka masjid menjadi tempat favorit orang yang berpuasa Ramadhan untuk tidur sejenak maupun lama ketika lepas ibadah didalam masjid.
Menanggapi hal ini, Ulama berbeda pendapat dalam menghukumi tidur dalam masjid.
Pertama, Pendapat Madzhab Hanafi
ﻳﻜﺮﻩ الﻧﻮﻡ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﺇﻻ ﻟﻠﻐﺮﻳﺐ، ﻭاﻟﻤﻌﺘﻜﻒ، ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻛﺮاﻫﺔ ﻓﻲ ﻧﻮﻡ ﻫﻤﺎ ﺑﻪ
Makruh tidur di Masjid kecuali bagi pengelana atau musafir maupun orang yang i’tikaf maka tak ada kemakruhan baginya
Kedua, pendapat madzhab Maliki.
ﻳﺠﻮﺯ اﻝﻧﻮﻡ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﻗﺖ اﻟﻘﻴﻠﻮﻟﺔ، ﺳﻮاء ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﺑﺎﻟﺒﺎﺩﻳﺔ ﺃﻭ اﻟﺤﺎﺿﺮﺓ
Boleh tidur di Masjid saat waktu Qailulah (tidur sebentar menjelang dhuhur atau setelahnya) sama saja masjid di kampung atau perkotaan.
Ketiga, pendapat madzhab imam Syafi’i
Artikel Terkait
Menggugah Kesadaran Publik, MPM PP Muhammadiyah Gelar Diskusi Publik dan Nonton Bersama Film Undocumented
Laznas Dewan Dakwah Beri Santunan Anak Yatim dan Belanja Bareng Koh Denis Lim
Triwulan I, DJP Jakarta Utara Himpun Penerimaan Pajak Sebesar 13,06 Triliun
Kagum Akan SMP PCI, Ulama Mesir Dr. Ath Thuki Motivas Siswa SMP PCI Penting Pelajari Al Quran Dan Bahasa Arab
Maybank Bersama Sinergi Foundation Hadirkan Program Ramadan Menjangkau Ribuan Anak Yatim dan Dhuafa