Edisi.co.id-Sebentar lagi kita mau memasuki di penghujung bulan ramadhan. Ada salah satu malam dibulan ramadhan yang sangat mulia bernama malam lailatul qadar.
Biasanya pada malam itu kita berbondong bondong datang ke masjid dan beritikaf.
Allah SWT mempersiapkan tempat yang spesial dan ampunan yang sangat besar juga ganjaran pahala lainnya. Sangat disayangkan jika seorang Muslim melewatkan itu semua.
Salah satu yang masyhur, bahwa malam tersebut ialah malam yang sangat mulia, kemuliaannya lebih baik dari malam 1000 bulan.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya : "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Al-Qadr ayat 3)".
Baca Juga: Hikmah Puasa ke 17, Dalil Salam-Salaman Setelah Pelaksanaan Shalat
Jika seorang muslim beribadah pada malam ini, berarti ia akan mendapat fadhilah ibadah selama lebih dari 83 tahun, meskipun belum tentu seorang muslim bisa hidup selama itu.
Tapi Allah mempersiapkannya untuk umat. Dan tentunya kehormatan yang besar tidak mudah didapatkan, dibutuhkan usaha dan ikhtiar yang maksimal untuk mendapatkannya.
Rasulullah SAW menyambut malam istimewa ini dan memperbanyak ibadahnya kepada Allah SWT, salah satunya Iktitaf.
Hal itu diceritakan oleh Aisyah dalam hadis berikut:
عن عائشة رضي الله عنها زوج النبي صلى الله عليه وسلم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان حتى توفاه الله ثم اعتكف أزواجه من بعده
Artinya: Dari Aisyah radhiallahu anha - istri Nabiﷺ, “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan Beliau, kemudian istri-istri Beliau juga beriktikaf setelah Beliau wafat.” (HR Bukhari).
Baca Juga: Hikmah Puasa ke 16, Nasehat Tauhid, Ingatlah Selalu Kepada Allah SWT
I’tikaf (إعتكاف) berasal dari kata ‘akafa (عكف) yang berarti al habsu (الحبس) yaitu mengurung diri atau menetap.