Kenapa Islam Melarang Mendoakan Teman Baik Non Muslim Yang Sudah Meninggal Dunia?

photo author
- Sabtu, 11 Februari 2023 | 14:34 WIB
Ilustrasi pemakaman Non Muslim
Ilustrasi pemakaman Non Muslim

Ketika seorang meninggal di atas kesyirikan dan kekufuran, atau diketahui ia wafat dalam kondisi tidak beragama Islam, sehingga doa yang dipanjatkan tak akan bermanfaat, begitu pula permohonan ampun.

Tapi sejumlah ulama membolehkan untuk mendoakan rahmat dan ampunan pada non-muslim yang masih hidup.

Al-Qurthubi mengatakan,“Banyak ulama yang menyatakan bahwa tidak apa-apa seorang mendoakan kebaikan dan memintakan ampunan bagi kedua orang tua non-muslim selama mereka masih hidup” (Tafsiir al-Qurthubiy 8/274).

Namun bukan berarti boleh memohonkan ampunan atas diri non-muslim jika ia wafat di atas kesyirikan.

Ibnu al-Qayyim menjelaskan, “Jika engkau menyayangi mereka, adalah doa agar mereka kembali dari syirik menuju tauhid, atau kembali pada ketaatan dari kemaksiatan. Hal ini seperti ucapan Nabi Saw yang terdapat dalam hadis, ‘Ya Allah, ampunilah kaumku, karena sungguh mereka tidak tahu.”

Baca Juga: Gus Dur, Satu Abad NU, dan Perlindungan Konsumen

Maksudnya, tunjuki mereka agar memeluk Islam yang menjadi sebab turunnya ampunan, karena dosa kekufuran tak akan diampuni; ampunilah mereka jika mereka telah memeluk agama Islam.

Memohonkan ampunan bagi non-muslim, merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam Islam.

*NABI TIDAK BISA MENOLONG ABU THALIB*

Bulan Rajab adalah bulan kesedihan bagi Nabi Muhammad Saw.

Ketika itu, orang-orang tercinta Nabi meninggal dunia, salah satunya Abu Thalib, seorang paman yang selalu pasang badan untuk membela Rasulullah ketika dihina dan mendapat ancaman dibunuh oleh kaum Quraisy. Bahkan dimintai untuk menyudahi dakwah tauhidnya.

Seperti diketahui, sejak kakek Nabi, Abdul Muthalib wafat, usia Nabi Muhammad masih kanak-kanak, yaitu baru delapan tahun dua bulan sepuluh hari.

Pengasuhan Nabi kemudian diserahkan kepada Abu Thalib, sang paman.

Kasih sayang Abu Thalib kepada Nabi begitu besar, melebihi anak-anaknya sendiri.

Kesetiaan dan kasih sayang Abu Thalib kepada keponakannya itu berlangsung cukup lama, yaitu selama lebih dari empat puluh tahun hingga ia wafat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pahala Sholat Idul Adha

Minggu, 16 Juni 2024 | 19:42 WIB

Ngerahul 6

Senin, 6 Mei 2024 | 11:36 WIB

Ngerahul 1 : Mancing Bakot

Sabtu, 27 April 2024 | 19:25 WIB

Hari Ketiga Lebaran, Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 12 April 2024 | 05:50 WIB

Berpuasa Adalah Berbekal

Senin, 25 Maret 2024 | 13:07 WIB

Kesombongan, Dosa Pertama Makhluk Tuhan

Jumat, 16 Juni 2023 | 08:39 WIB

Menakjubkan Muslim yang Tenang Hadapi Ujian

Rabu, 7 Juni 2023 | 15:00 WIB

Melihatlah Ke Bawah

Selasa, 23 Mei 2023 | 23:39 WIB

Benarkah Dunia Bagi Mukmin Ibarat Penjara ?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:55 WIB

Kok Sabar Melulu Sih?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:43 WIB
X